Abstract:
Ekonomi kreatif memiliki 16 subsektor dan subsektor fesyen menduduki peringkat kedua dalam kontribusi terhadap PDB tahun 2015 dan hal ini dibuktikan dengan tercatatnya ekspor fesyen muslim Indonesia berada di peringkat ketiga. Selain itu terdapat kontribusi besar sektor Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) terhadap produk domestik bruto (PDB) dan Kota Bandung dikenal sebagai pusatnya industri kreatif dan UKM. Banyak pelaku dan pengguna dari negara-negara tetangga seperti Malaysia, Brunei Darussalam dan Singapura mengikuti rancangan dan karya dari tangan-tangan pelaku hijab di Bandung. Dengan adanya persaingan yang ketat, agar pelaku usaha busana muslim di Bandung dapat bertahan. Maka produk yang dihasilkan harus memiliki kualitas yang lebih baik dibandingkan pesaingnya dan inovasi produk merupakan faktor yang mendukung dalam menciptakan produk yang berkualitas.
Inovasi diakui sebagai faktor yang sangat penting dalam menghadapi persaingan di industri. Inovasi produk merupakan salah satu jenis dari inovasi. Inovasi produk memiliki tujuh dimensi yaitu keunikan dan kebaruan produk yang dikeluarkan, penggunaan inovasi teknologi terbaru dalam mengembangkan produk baru, kecepatan dalam mengembangkan produk baru, jumlah frekuensi dalam mengenalkan produk baru ke pasar, jumlah produk baru yang masuk ke dalam segmen pasar yang baru, produk baru yang dikeluarkan berorientasi pada pelanggan, produk memiliki nilai bagi pelanggan. Sementara kualitas produk adalah kemampuan sebuah produk dalam memperagakan fungsinya. Untuk kualitas produk memiliki delapan dimensi yaitu Performance, Features, Realiability, Conformance, Durability, Serviceability, Aesthetics dan Perceived quality.
Pada penelitian ini penulis menggunakan populasi pelaku usaha busana muslim yang berada Kota Bandung yang tidak diketahui jumlahnya. sampel didapatkan minimal 97 dengan menggunakan rumus Aaker et al. dan pada penelitian ini sampel yang digunakan sebanyak 99 perusahaan. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah regresi linier karena untuk mengetahui persentase variasi yang terjadi pada kualitas produk (Y) dapat terjelaskan oleh inovasi produk (X).
Hasil inovasi produk pada busana muslim di Kota Bandung berdasarkan pengukuran ke tujuh dimensi tersebut menghasilkan nilai 4.04 dan hasil kualitas produk berdasarkan pengukuran ke delapan dimensi menghasilkan nilai sebesar 4.36. Ini mengindikasikan bahwa kemampuan pelaku usaha busana muslim di Kota Bandung sudah baik dalam berinovasi pada produknya dan kualitas produk yang dihasilkannya pada umumnya sudah maksimal. Untuk persentase inovasi produk dalam menjelaskan variasi dari kualitas produk pada pelaku usaha busana muslim di kota bandung yaitu sebesar 48% dan pengaruh inovasi produk terhadap kualitas produk yaitu sebesar 60,3 %.
Dari hasil analisis masing-masing dimensi variabel. Pada variabel inovasi produk untuk dimensi penggunaan inovasi teknologi terbaru dalam mengembangkan produk baru, perlu adanya perbaikan yaitu dengan mengikuti kursus dan pelatihan desain grafis. Perbaikan pada dimensi produk baru yang dikeluarkan berorientasi pada pelanggan yaitu dengan membuka komunikasi kepada pelanggan dengan meminta testimoni, saran ataupun kritik. Untuk kualitas produk perbaikan pada dimensi reliability yaitu dengan perusahaan menetapkan standar untuk proses produksi pada produknya dan produk yang dihasilkan perusahaan. Perusahaan sebaiknya melakukan quality control untuk memastikan produk yang dihasilkannya sudah memenuhi standar perusahaan.