dc.description.abstract |
Pada saat ini persaingan bisnis di Kota Bandung semakin meningkat seiring dengan infrastruktur yang semakin memudahkan penduduk kota lain datang ke Kota Bandung. Penduduk Kota Jakarta, yang merupakan kota terpadat di Indonesia, sering mengunjungi Kota Bandung pada akhir pekan sebagai wisatawan yang berpotensi memajukan pertumbuhan ekonomi Kota Bandung. Sebagai kota wisata, Kota Bandung mempunyai peluang bisnis yang besar di bidang perhotelan, kafe, dan rumah makan. Bisnis kafe dan rumah makan di Kota Bandung didukung juga oleh banyaknya kawasan perkantoran, institusi pendidikan, dan pusat perbelanjaan.
Kafe X adalah sebuah tempat makan dan minum yang berlokasi di Jalan Terusan Sutami Bandung, yang berada di kawasan perkantoran, perumahan mewah, universitas swasta, dan daerah perhotelan. Kafe X didirikan sejak tahun 2016 dengan konsep minimalist, clean, and simple dan sering dijadikan sebagai meeting point bagi pekerja kantor, mahasiswa, dan beberapa komunitas. Kafe X juga merupakan produsen sari kopi cair yang proses pembuatannya dapat dilihat secara langsung oleh pelanggan pada hari tertentu setiap minggu. Kafe X menjual berbagai macam variasi kopi, teh, kue, dan makanan dengan kisaran harga antara Rp 22.000,- sampai dengan Rp 60.000,- dengan produk unggulannya yaitu Dutch Coffee.
Perbaikan, dalam usaha bisnis dapat diaplikasikan pada berbagai hal, salah satunya adalah kualitas produk dan jasa. Peningkatan kualitas produk dan jasa dapat dilakukan melalui pihak yang merasakan kualitas secara langsung yaitu pelanggan. Dalam upaya melakukan peningkatan kualitas produk dan pelayanan, perusahaan dapat menggunakan TQM (Total Quality Management), dengan alat bantu QFD (Quality Function Deployment) dan HoQ (House of Quality). Dalam upaya mengetahui kebutuhan pelanggan Kafe X akan produk dan pelayanan, variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah bauran pemasaran (Marketing Mix). Ketujuh dimensi ini dapat mempengaruhi kualitas produk pada Kafe X. Pada penelitian ini, promosi (promotion) dan lokasi (place) tidak digunakan. Promosi tidak dibahas karena merupakan bidang kajian manajemen pemasaran. Dimensi lokasi tidak dibahas karena pemilik Kafe X tidak memiliki keinginan untuk memindahkan lokasi usahanya serta menurut pemiilik kafe, lokasi dinilai sudah cukup strategis.
Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa sebagian besar karakteristik kebutuhan dan keinginan pelanggan belum terpenuhi. Nilai kesenjangan antara kepentingan dan kinerja karakteristik kebutuhan dan keinginan setiap dimensi bernilai negatif. Berikut nilai kesenjangan setiap dimensi sesuai urutannya: Harga (-0.79), Produk (-0.47), Bukti Fisik (-0.45), Manusia (-0.44), dan Proses (-0.17). Prioritas perbaikan pada karakteristik teknik yang perlu dilakukan yaitu: “mempekerjakan karyawan yang ahli dan kreatif dalam membuat makanan dan minuman” (18.33%), “mengkalkulasi harga pokok makanan” (9.65%), “melakukan penambahan dan evaluasi variasi makanan” (7.23%), “meningkatkan kualitas internet” (7.23%), “menyesuaikan musik dengan konsep kafe” (7.23%), serta “menyediakan tempat parkir yang luas dan teratur” (5.79%). |
en_US |