Abstract:
Penerbangan telah menjadi kebutuhan banyak individu. Oleh karena itu, dibutuhkan
sarana dan prasarana yang memadai untuk melayani penerbangan. Bandara menjadi salah satu prasarana yang penting. Bandara memiliki komponen utama yaitu landasan pacu. Landasan pacu menjadi titik awal kedatangan dan keberangkatan dalam penerbangan sehingga antrian akan terjadi di sekitar landasan pacu. Semakin padat penerbangan di suatu bandara, maka antrian akan semakin panjang. Antrian ini dapat dimodelkan berdasarkan teori antrian. Makalah ini akan memodelkan antrian kedatangan di landasan pacu tiga bandara internasional di Indonesia, kemudian melihat dan membandingkan besarannya dan menganalisa hasil yang didapatkan. Dalam hal ini, bandara yang dipakai adalah Bandara Internasional Supadio Pontianak, Bandara Internasional Husein Sastranegara Bandung, dan Bandara Internasional
Sultan Mahmud Badaruddin II Palembang. Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan, model yang dapat diterapkan dalam antrian kedatangan ketiga bandara adalah model antrian G/G/1. Berdasarkan nilai besaran-besaran yang diperoleh, terlihat bahwa hasil yang didapatkan program QtsPlus hampir sama dengan hasil hampiran dengan koefisien variansi. Bandara yang tersibuk adalah Bandara Internasional Sultan Mahmud Badaruddin II Palembang karena bandara tersebut memiliki jumlah pelayanan pesawat lebih besar dibandingkan dengan kedua bandara lainnya. Diperoleh juga bahwa penggunaan asumsi untuk waktu pelayanan menjadi sebuah kelemahan karena beberapa data simulasi waktu pelayanan bernilai melampaui waktu antar
kedatangan.