Abstract:
Industri otomotif merupakan salah satu sektor andalan yang terus diprioritaskan
pengembangannya karena berperan besar terhadap pertumbuhan ekonomi nasional. Selain
memberikan kontribusi yang cukup besar terhadap produk domestik bruto (PDB), industri
otomotif juga menciptakan lapangan kerja sehingga menjadi penting untuk diperhatikan.
Didukung pula dengan peluang pasar di Indonesia karena saat ini Indonesia menjadi pasar
mobil (domestik) terbesar di Asia Tenggara dan wilayah ASEAN. Maka dari itu perusahaan
yang bergerak pada industri otomotif membutuhkan strategi yang matang untuk tetap dapat
bertumbuh pada kondisi terse but. Salah satu strategi yang dipilih perusahaan untuk mencapai
sasaran jangka panjang adalah dengan ekspansi dengan penambahan cabang.
PT Tunas Ridean Tbk adalah salah satu perusahaan yang bergerak dibidang
otomotif dan melakukan penambahan cabang setiap tahunnya sebagai salah satu strateginya.
Namun saat perusahaan sedang melakukan penambahan cabang ternyata hasilnya tidak
diiringi dengan peningkatan pendapatan per cabangnya. Selain itu pada tahun 2015 saat
pendapatan perusahaan mengalami penurunan, laba bersih yang dihasilkan perusahaan
mengalami peningkatan. Dengan demikian, penulis tertarik untuk meneliti mengapa dan apa
sebab dari pendapatan perusahaan turun dan kemudian naik dengan sangat signifikan,
sedangkan laba perusahaan tidak naik atau pun turun sesuai dengan pendapatan. Untuk itu,
perlu dilakukan kinerja keuangan dengan analisis laporan keuangan dan rasio keuangan
untuk mengetahui posisi perusahaan. Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis tertarik
untuk melakukan penelitian yang berjudul "Analisis Penambahan Cabang Pada Kinerja
Keuangan PT Tunas Ridean Tbk".
Metode penelitian ini yang digunakan dalam skripsi ini adalah descriptive
research. Dalam penyusunannya, teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian
ini adalah studi dokumentasi. Penelitian ini berfokus pada perkembangan penambahan
cabang yang dilakukan perusahaan pada tahun 2012 hingga 2016.
Berdasarkan hasil pembahasan, penulis menarik kesimpulan: (1)
penambahan cabang dari tahun 2012 hingga 2016 dilakukan sebagai realisasi dari salah satu
core strategy perusahaan. Perusahaan me1akukan ekspansi penambahan cabang secara
bertahap dan berke1anjutan guna mengembangkan perusahaan untuk menjadi lebih besar
serta memberikan pelayanan sebaik mungkin kepada pelanggan yang tersebar di seluruh
Indonesia. (2) dari analisis vertikal dan horizontal, selama lima tahun ini aset mengalami
peningkatan sebesar 50%, dan masing- masing 40% dan 60% untuk peningkatan pada
liabilitas dan ekuitas. Jumlah cabang yang dimiliki meningkat sebanyak 29 cabang, dari 124
menjadi 153 cabang. Arus kas dari aktivitas investasi sampai tahun 2016 mengalami
kenaikan, namun masih berada pada angka minus karena perusahaan menge1uarkan biaya
untuk belanja modal, lalu dari aktivitas pendanaan mengalami penurunan menjadi minus
sejak dikarenakan perusahaan membayar dividen dengan jumlah yang besar, (3) dari analisa
rasio keuangan perusahaan sudah dapat dikatakan cukup baik namun ada sedikit kenaikan
dan penurunan yang tidak signifikan terutama dalam rasio likuiditas dan rasio profitabilitas.
HAA dan HAE mengalami sedikit penurunan. (3) perusahaan mengalami penurunan dan
kenaikan yang tidak signifikan pada beberapa rasio, terutama pada rasio likuiditas dan rasio
profitabilitas. Terjadi sedikit penurunan pada HAA dan HAE perusahaan.
Saran yang dapat diajukan kepada perusahaan diantara lain: (1) menguji
kembali sampai sejauh mana perusahaan dapat melakukan penambahan cabang, (2) tetap
mengedepankan kepuasan pe1anggan disaat persaingan sedang ketat dan (3) melakukan
efisiensi dan memilah kembali pemasok yang tepat agar beban pokok pendapatan tidak
kembali membengkak dan memiliki target penjualan yang lebih tinggi agar tidak terjadi
penurunan pada rasio keuangan, terutama HAA dan HAE.