dc.description.abstract |
Data European Palm Oil Alliance menyebut bahwa pada tahun 2015
produksi minyak sawit dunia disumbang oleh Indonesia sebesar 53%. Dari sisi permintaan,
Peningkatan populasi dunia akan meningkatkan permintaan minyak sawit karena kebutuhan
produk berbasis minyak sawit seperti produk makanan, kosmetik dan biofuel atau biodiesel
juga meningkat. Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) menyatakan bahwa
Indonesia ingin meningkatkan peran CPO dalam ekonomi domestik di tengah terus
meningkatnya permintaan dunia akan CPO yang meningkat sekitar 5 juta ton setiap
tahunnya. Berdasarkan hal tersebut, PT Eagle High Plantations Tbk (EHP) melakukan
strategi pertumbuhan untuk meningkatkan daya saing Perseroan sehingga dapat melebarkan
sayap dan menjadi yang terdepan di pasar. Dari latar belakang tersebut, berikut identifikasi
masalah yang dirumuskan oleh penulis yaitu apa visi, misi, tujuan dan strategi pertumbuhan
yang dilakukan PT EHP, bagaimana kinerja PT EHP dan bagaimana dampak dari strategi
terhadap kinerja PT EHP.
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode penelititan deskriptif
dengan sumber data dari data sekunder yaitu laporan tahunan PT Eagle High Plantations Tbk
tahun 2013 hingga 2016. Teknik pengumpulan data yaitu studi pustaka yang diperoleh dari
buku, data penting yang dipublikasikan oleh perusahaan dan studi literatur ilmiah.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan penulis terhadap PT Eagle
High Plantation Tbk, maka penulis menarik beberapa kesimpulan, yaitu: strategi
pertumbuhan perseroan yaitu horizontal integration dengan melakukan akuisisi Green Eagle
Holding Pte. Ltd. Dengan tujuan menambah area tertanam dan cadangan lahan. Tujuan
jangka panjang perseroan yaitu: (1) meningkatkan produktivitas aset yang ada, (2)
keberlanjuntan, mengupayakan pengadaan sertifikat ISPO dan RSPO, (3) Tidak melakukan
penanaman tanpa analisis High Carbon Stock (HCS), (4) Berbagai departemen bekerja
bersama-sama. Dalam analisis kinerja keuangan perseroan di dapat bahwa kinerja ROA dan
ROE yang menurun dari tahun 2013 hingga tahun 2016. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
kinerja di tahun 2013 ROA dan ROE paling tinggi dibandingkan tahun 2014, 2015, dan
2016. kas dan setara kas Perseroan mengalami fluktuasi, kenaikan disebabkan oleh kenaikan
dari total aktivitas pendanaan dan penurunan disebabkan oleh pengeluaran aktivitas investasi
di tahun 2013 dan 2014, peningkatan beban bunga pada aktivitas operasi di tahun 2015 dan
2016. Dari segi penjualan inti kernel mengalami peningkatan terbesar tetapi kontribusi
penjualan terbesar disumbang oleh minyak kelapa sawit dengan volume rata-rata 60%
dengan harga penjualan tertinggi, kedua oleh PK, PK dengan volume rata-rata 10% paling
kecil akan tetapi harga jual rata-rata 2-3 kali lipat dari FFB. FFB volume rata-rata 26% tetapi
harga jualnya paling rendah. Dari segi operasional, FFB(TBS) Yield mengalami penurunan
15.9 di tahun 2013 menjadi 10.2 di tahun 2016. CPO (minyak kelapa sawit) Yield
mengalami penurunan dari 3,6 di tahun 2013 menjadi 2,4 di tahun 2016. Penurunan ini
terjadi karena tanaman menghasilkan yang meningkat tetapi masih berusia muda dan belum
prima. Karyawan non staff merupakan karyawan dengan komposisi terbanyak karena
perusahaan bergerak di bidang perkebunan yaitu menanam pohon kelapa sawit, memanen
tandan buah segar (TBS) dari pohon-pohon tersebut, dan mengolahnya untuk memproduksi
CPO dan inti sawit (PK) sehingga memerlukan karyawan yang cukup banyak di
lapangan/perkebunan.
Saran penulis berdasarkan penelitiannya: (1) Meningkatkan produktivitas
dan efisiensi dalam operasional perseroan. (2) Peningkatan Learning organization
misalnya dengan rotasi karyawan di pabrik yang berbeda untuk saling berbagi ilmu dan
belajar hal baru. (3) Mempublikasikan perkembangan sertifikasi ISPO dan RSPO dalam
meningkatkan citra perusahaan yang berkelanjutan. |
en_US |