Abstract:
Bisnis waralaba hadir sebagai salah satu pilihan cara berbisnis yang mudah,
karena sebagai pembeli lisensi waralaba, investor sudah dimodali dengan brand power yang
sudah kuat, sistem operasional yang tertata dan support dari pemberi lisensi terkait kualitas
barang/jasa yang ditawarkan. Hong Tang Banjarmasin (HTBJM) sebagai franchise yang
dibeli lisensinya oleh PT Armia Group Enterprise (PT AGE) pada tahun 2017. PT AGE di
bulan November 2017 melakukan penggantian mesin produksinya ke mesin dengan
kapasitas produksi lebih besar karena mesin awal yang berkapasitas kecil rusak. Namun
setelah lima bulan berjalan mesin dengan kapasitas besar tersebut belum bisa di gunakan
secara maksimal karena penjualan rendah. Penulis tertarik untuk melakukan penelitian
terkait kapasitas mesin yang digunakan oleh HTBJM saat ini apakah dengan
kapasitasnya yang begitu besar masih relevan dengan penjualan menu dessert yang
saat ini telah rendah atau bisa dilakukan penggantian mesin ke kapasitas lebih kecil untuk
menghemat biaya.
Untuk melihat apakah mesin kapasitas besar layak dipertahankan atau
diganti dengan mesin kapasitas kecil, penulis memilih informasi yang relevan untuk
menjabarkan karakteristik yang dimiliki oleh kedua mesin untuk dibandingkan
kemampuannya dalam memproduksi menu dessert sesuai dengan kuantitas produksi pada
saat jam sibuk outlet. Hal tersebut dilakukan untuk melihat mesin manakah yang mampu
melayani order pelanggan di jam sibuk. Lalu penulis juga menganalisis apakah ada
penghematan dari sisi biaya dengan menggunakan metode net present value (NPV). Analisis
yang penulis gunakan hanya dari sisi biaya saja karena penulis berpendapat bahwa tidak ada
perubahan pendapatan yang diperoleh perusahaan saat mengganti mesin sehingga
pendapatan menjadi tidak relevan dalam membandingkan NPV kedua mesin.
Dalam penelitian ini digunakan metode penelitian deskriptif analitis dengan
data yang digunakan adalah data primer dan sekunder. Data primer dalam penelitian ini
diperoleh dari hasil wawancara dan observasi pada yang dilakukan kepada person in charge
(PIC) HTBJM. Observasi dilakukan terkait kondisi outlet HTBJM, proses melayani
pelanggan, dan kemampuan mesin dalam melayani order pelanggan di jam sibuk Data
sekunder didapatkan dari studi kepustakaan, terutama teori mengenai penghitungan net
present value.
Hasil yang diperoleh dari penelitian ini yaitu NPV terkait biaya yang
ditimbulkan oleh penggunaan mesin selama umur ekonomisnya, mesin dengan kapasitas
besar lebih rendah biayanya. Dari segi kemampuan produksi mesin kapasitas besar jauh
mengguli kapasitas produksinya dari mesin kapasitas kecil. Dan dari kemampuan melayani
pelanggan di jam sibuk mesin kapasitas besar juga mengungguli kecepatan waktu penyajian
dibandingkan dengan mesin kapasitas kecil. Dengan analisis tersebut disimpulkan tetap
menggunakan mesin kapasitas besar adalah yang terbaik bagi perusahaan untuk saat ini dan
kedepannya bila ada kenaikan permintaan di jam sibuk mesin kapasitas masih dapat
memproduksi menu dessert dengan tepat waktu.