Analisis demografi pelaku kecurangan korupsi sebagai upaya pencegahan korupsi : studi berdasarkan putusan PN Bandung

Show simple item record

dc.contributor.advisor Elvira M., Sylvia Fettry
dc.contributor.author Sinarto, Benedictus Peter
dc.date.accessioned 2018-10-16T09:00:04Z
dc.date.available 2018-10-16T09:00:04Z
dc.date.issued 2018
dc.identifier.other skp36310
dc.identifier.uri http://hdl.handle.net/123456789/6964
dc.description 23211 - FE en_US
dc.description.abstract Korupsi merupakan masalah utama yang dihadapi oleh bangsa Indonesia. Pencegahan korupsi dapat dilakukan dengan mengenali profil pelaku korupsi, salah satunya dengan membuat demografi pelaku korupsi. Dengan mengenali profil pelaku korupsi diharapkan pencegahan dapat lebih efektif dan efisien sesuai dengan sasaran. Korupsi pada era Reformasi cenderung tersebar di berbagai daerah seiring dengan diberlakukannya desentralisasi oleh pemerintah. Berbeda dengan korupsi pada era Orde Baru yang tersentralisasi. Oleh karena itu dibutuhkan profil pelaku korupsi yang bersifat khusus dari suatu daerah, karena tentunya kecenderungan korupsi di suatu daerah dapat berbeda dengan daerah lainnya. Penelitian ini membuat demografi pelaku korupsi dengan melakukan studi kasus pada putusan Pengadilan Negeri Bandung yang mengadili tindak pidana korupsi yang terjadi hampir di seluruh wilayah Jawa Barat, walaupun terdapat beberapa kasus yang bukan dilakukan di Jawa Barat. Dengan membuat sebuah profil dari pelaku korupsi di Jawa Barat, diharapkan dapat membantu pencegahan korupsi di Jawa Barat dengan lebih baik agar pencegahan korupsi dapat tepat sasaran. Penelitian ini dilakukan dengan melaksanakan dokumentasi putusan yang ada di Pengadilan Negeri Bandung yang mengadili tindak pidana korupsi agar menghasilkan demografi koruptor yang meliputi jenis kelamin, usia, pendidikan, jenis pekerjaan, dan kerugian akibat korupsi serta dilengkapi dengan gambaran umum perilaku korupsi. Putusan pengadilan diperoleh dari website Direktori Putusan Mahkamah Agung (MA). Hasil dari penelitian ini adalah bahwa sebagian besar tindak pidana korupsi dilakukan secara bersama-sama. Dari jenis kelamin, pelaku korupsi mayoritas adalah laki-laki. Namun dalam rata-rata kerugian, antara perempuan dan laki-laki memiliki rata-rata kerugian yang hampir sama. Dari segi usia, mayoritas pelaku korupsi berusia produktif. Pelaku yang lebih tua memiliki kecenderungan menghasilkan kerugian yang lebih tinggi. Dari segi pendidikan, mayoritas pelaku korupsi pernah menempuh pendidikan tinggi dan semakin tinggi pendidikan pelaku korupsi memiliki kecenderungan untuk menimbulkan kerugian korupsi lebih besar. Dari segi pekerjaan, pelaku korupsi mayoritas bekerja sebagai PNS dan pelayan masyarakat lainnya seperti Kepala Desa dan Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah. en_US
dc.publisher Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi - UNPAR en_US
dc.subject Korupsi en_US
dc.subject Demografi en_US
dc.subject Fraud en_US
dc.subject Pencegahan en_US
dc.title Analisis demografi pelaku kecurangan korupsi sebagai upaya pencegahan korupsi : studi berdasarkan putusan PN Bandung en_US
dc.type Undergraduate Theses en_US
dc.identifier.nim/npm NPM2014130185
dc.identifier.nidn/nidk NIDN0428107901
dc.identifier.kodeprodi KODEPRODI604#Akuntansi


Files in this item

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record

Search UNPAR-IR


Advanced Search

Browse

My Account