Abstract:
Dalam bidang ilmu teknik sipil, tanah merupakan salah satu unsur penting yang tidak boleh terlewatkan
dalam setiap bidang kerja teknik sipil. Tetapi tidak setiap jenis tanah layak digunakan untuk dasar
konstruksi. Tanah lempung merupakan tanah dengan ukuran sub mikrokonis yang berasal dari pelapukan
unsur-unsur kimiawi penyusun batuan. Tanah lempung ekspansif akan sangat keras dalam keadaan
kering, sedangkan pada keadaan air yang lebih tinggi tanah lempung akan bersifat lengket (kohesit) dan
sangat lunak. Stabilisasi atau perbaikan tanah diperlukan agar dapat digunakan sebagai dasar konstruksi.
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh penambahan abu serabut kelapa terhadap stabilitas
tanah lempung ekspansif. Penelitian ini menggunakan sampel tanah dari Kawasan Cisaranten Kulon
Kota Bandung, jawa Barat. Dalam penelitian ini di lakukan stabilisasi tanah mengunakan abu serabut
kelapa yaitu 6%, 9% dan 12% terhadap berat kering tanah asli dengan waktu pemeraman 7 hari. Uji
yang dilakukan yaitu uji CBR pada keadaan terendam (soaked) dan tidak terendam (unsoaked), uji kedua
yaitu uji UCT pada keadaan tidak terendam (unsoaked). Hasil pengujian menunjukkan bahwa
penambahan bahan campuran abu serabut kelapa dapat meningkatkan stabilitas tanah. Nilai CBR
maksimum terjadi pada campuran 12% masa pengereman 7 hari soaked maupun unsoaked, nilai CBR
soaked meningkat dari 1% menjadi2,5% dan nilai CBR unsoaked dari 6,9 % menjadi 17%. pada uji UCT
nilai qu dan Cu menigkat pada campuran 12% waktu pemeraman 7 hari pada ketukan 56x sebesar l,029
kg/cm2 dan 0,514 kg/cm2 menjadi 2,667 kg/cm2 dan 1.333 kg/cm2 saat kondisi tidak teremas, sedang
nilai qu dan Cu yaitu 0,691 kg/cm2 dan 0,345 kg/cm2 menjadi 1,847 kg/cm2 dan 0,923 kg/cm2 pada
kodisi teremas. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa pengembangan tanah menurun seiring dengan
penambahan campuran abu serabut kelapa.