Abstract:
Pada umumnya proyek konstuksi dilakukan di lapangan yang terbuka sehingga jalannya proyek
dipengaruhi oleh cuaca. Cuaca yang paling berpengaruh di Indonesia adalah hujan. Resiko hujan
menimbulkan kendala pada proyek konstruksi yang menyebabkan bertambahnya durasi dari
proyek. Hujan sendiri merupakan peristiwa yang umum terjadi dan tercatat dalam data iklim. Di
Indonesia sendiri lembaga yang mencatat data iklim adalah Badan Meteorologi, Klimatologi, dan
Geofisika. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari hujan terhadap proyek
konstruksi di kota Bandung, sehingga data curah hujan yang digunakan adalah data curah hujan di
kota Bandung. Penelitian ini dilakukan dengan mengumpulkan data iklim selama 10 tahun di kota
Bandung dari tahun 2000 sampai tahun 2009. Data iklim yang digunakan adalah data curah hujan
harian. Data curah hujan harian akan dibagi menurut intensitas curah hujan harian menurut World
Meteorological Organization menjadi 3 kriteria hujan yaitu hujan ringan, hujan sedang, dan hujan
lebat. Data curah hujan dianalisis dengan menggunakan probabilitas frekuensi relatif. Hujan
memiliki pengaruh yang berbeda terhadap setiap jenis pekerjaan konstruksi. Penelitian ini
dilakukan dengan cara membuat kuesioner dan menyebarkannya kepada 30 responden yang
berpengalaman dalam proyek gedung di kota Bandung. Penelitian ini meminta pendapat dari
responden dalam bentuk skala Likert dengan menggunakan kuesioner. Data dianalisis berdasarkan
total skor rata-rata yang didapat untuk setiap jenis pekerjaan konstruksi.Total skor rata-rata
digunakan untuk menentukan sensitivitas setiap jenis pekerjaan terhadap hujan. Berdasarkan
probabilitas hujan dan sensitivitas setiap pekerjaan dapat dicari penambahan durasi akibat
pengaruh hujan dengan metode menghitung penambahan durasi akibat pengaruh cuaca (Thorpe, D
dan Karan, EP 2008). Pada bulan November terjadi penambahan durasi proyek terbesar sehingga
sebaiknya proyek dengan sensitivitas tinggi tidak dilakukan pada bulan November. Pada bulan
Agustus terjadi penambahan durasi proyek terkecil sehingga proyek dengan sensitivitas tinggi
dikerjakan pada bulan Agustus.