Abstract:
Pariwisata telah menjadi salah satu penopang ekonomi Indonesia. Pada tahun 2014, pemerintah Indonesia Joko Widodo menjadikan pariwisata sebagai salah satu fokus pembangunan negara melalui Nawacita yang diciptakannya. Dalam sektor pariwisata, Bali merupakan destinasi utama wisata Indonesia, hal ini terlihat dari bandara Ngurah Rai sebagai pintu masuk wisatawan terbanyak di Indonesia sejak tahun 1998 sampai tahun 2016. Salah satu sumber wisatawan yang berkunjung ke Bali adalah wisatawan Jepang. Jumlah wisatawan Jepang yang mengunjungi Bali terus mengalami peningkatan sepanjang tahun 2014 hingga 2017. Upaya-upaya yang dilakukan negara untuk membangun image enhancement dalam sektor pariwisata meliputi diplomasi budaya. Era globalisasi memunculkan aktor-aktor baru dalam aktivitas hubungan internasional, termasuk diplomasi. Aktivitas diplomasi budaya juga menyesuaikan dengan preferensi audiens. Skripsi ini akan membahas bagaimana upaya diplomasi budaya Indonesia terhadap Jepang dalam sektor pariwisata dengan studi kasus Bali. Teori yang digunakan adalah teori mengenai diplomasi publik. Tujuan dari diplomasi publik adalah membangun citra melalui opini publik. Budaya menjadi salah satu instrumen dari diplomasi publik, sehingga disebut dengan diplomasi budaya. Aktivitas diplomasi budaya dalam sektor pariwisata Indonesia dilakukan oleh Kementerian Pariwisata (Kemenpar). Walaupun sebagai aktor utama dalam aktivitas diplomasi budaya, tetapi Kemenpar tidak menjadi aktor satu-satunya. Dalam pelaksanaannya, Kemenpar melibatkan aktor non-negara, dan aktor non-negara juga dapat melakukan aktivitas budaya yang didukung oleh Kemenpar sehingga menjadi aktivitas diplomasi budaya. Budaya yang paling banyak digunakan adalah seni pertunjukan, hal ini menyesuaikan dengan preferensi audiens agar image enhancement dapat terwujud.