Abstract:
Penelitian ini akan mengkaji mengenai terorisme internasional sebagai salah satu isu kontemporer Hubungan Internasional. Merebaknya isu terorisme pada abad ke-21 tidak dapat dipisahkan dari kemunculan ISIS sebagai salah satu kelompok terror regional maupun global. Tujuan dari penelitian ini adalah mengeksplorasi peran identitas dan framing yang dibangun ISIS kepada pergerakan kelompoknya. Oleh itu, penulis merumuskan pertanyaan penelitian, Apa peran dari identitas kolektif dan framing yang dibangun ISIS terhadap pergerakan teror yang terjadi di Paris dan Nice, Perancis? Berdasarkan pertanyaan penelitian tersebut maka penulis menggunakan metode penelitian kualitatif dengan menganalisa studi kasus yaitu pergerakan ISIS di Paris dan Nice, Perancis.
Teori social movement dan teori framing merupakan dua teori yang akan digunakan sebagai kerangka berpikir penulis. Teori social movement menjelaskan bahwa ketidakpuasan terhadap kondisi yang ada/status quo akan mendorong sebuah kelompok untuk melakukan pergerakan sosial merubah perasaan tidak puas yang dimilikinya. Untuk mendukung penjelasan identitas kelompok pergerakan sosial, penulis memakai teori framing yang dikemukakan David Snow dan Robert Benford. Teori framing pada intinya mengungkapkan bahwa sebuah kelompok melakukan pembingkaian/framing terkait cara pandang mereka melihat kondisi dunia dengan tujuan untuk membentuk collective action frame dan identitas kolektif sebagai pendorong bergeraknya kelompok tersebut.
Penelitian ini menemukan bahwa framing berhasil membuat ISIS dipandang sebagai kelompok yang berakar dari Islam. Sehingga menjadi sebagai daya tarik bagi individu-individu yang mengalami krisis identitas untuk bergabung bersama mereka. Peristiwa terror di Paris dan Nice menjadi bukti bahwa peran identitas dan framing menjadi penting bagi pergerakan ISIS meskipun melalui pola serangan yang berbeda.