Abstract:
Kondisi internal Yaman selalu diwarnai konflik. Demonstrasi pada tahun
2011 dilihat sebagai bentuk ekspresi masyarakat terhadap rasa frustasi yang telah
terpendam selama bertahun-tahun akibat tidak terpenuhinya kebutuhan. Konflik
berlarut kemudian teraktivasi setelah adanya keterlibatan militer AS dan Arab
Saudi pada tahun 2015. Keterlibatan militer kedua negara ke dalam konflik
dilakukan untuk mencapai kepentingan nasional vital, yaitu kebertahanan.
Untuk menghasilkan sebuah penelitian yang komprehensif, penulis
menggunakan teori konflik berlarut-larut dan konsep kepentingan nasional dari
paradigma realisme klasik. Hal ini membawa penulis dalam penyusunan pertanyaan
penelitian menjadi “Bagaimana kepentingan nasional Amerika Serikat dan
Arab Saudi mengaktivasi konflik berlarut-larut di Yaman?”. Dalam upaya
mendapatkan jawaban dari pertanyaan penelitian tersebut, penulis menggunakan
metode kualitatif dengan mencari data deskriptif melalui teknik studi literatur dan
studi pustaka. Data yang didapat dan didukung oleh konsep yang digunakan
menghasilkan sebuah analisis yang mampu menjawab pertanyaan penelitian.
Berdasar pada analisis yang telah dibuat, penulis menghasilkan empat
temuan. Pertama, keterlibatan militer AS, meskipun secara tidak langsung, tetap
mengaktivasi konflik. Karena bantuan militer dari AS lah yang memberikan
kekuatan pada militer Arab Saudi dalam melakukan operasi militernya di Yaman.
Kedua, keterlibatan militer Arab Saudi secara langsung, jelas mengaktivasi konflik
berlarut di Yaman. Hal ini terlihat dari meluasnya ruang lingkup dalam konflik dan
meningkatnya ketergantungan pemerintah Yaman pada Arab Saudi. Ketiga,
tindakan Presiden Hadi dalam meminta bantuan Arab Saudi merupakan langkah
akhir yang dilakukan untuk menahan situasi konflik. Keempat, banyaknya
kelompok masyarakat, tidak terpenuhinya kebutuhan, peran dan posisi pemerintah,
serta keterlibatan aktor internasional merupakan empat isu yang mendasari konflik
berlarut di Yaman.