dc.description.abstract |
AMI adalah sebuah gerakan dari 10 arsitek muda Indonesia yang mengritisi kondisi dunia
arsitektur Indonesia pada saat itu tahun 1980-an dilihat “tidak menarik’, ‘monoton’, dan
‘tidak berkarakter’. Dengan semangat yang bertolak belakang dengan kondisi arsitektur
Indonesia pada masa tersebut, AMI membawa idealis, ciri, dan gayanya masing-masing.
Andra Matin sebagai salah satu seorang penggagas gerakan tersebut, menawarkan arsitektur
yan berkarakter dan tidak monoton sebagai semangat arahan desainnya. Mengutip dari
artikel sebuah tulisan oleh David Hutama seorang kurator dan dari media arsitektur
rooang.com, mengatakan ruang yang terbentuk dari desain Andra Matin memberikan kesan
terhubung antara satu tingkat dengan tingkat lain memiliki sifat cinematik karena desain
Andra Matin yang memiliki respon estetis secara emosional melalui sekuensi pengalaman
pengamat atau pengguna (User Oriented Design), serta garis minimalis dengan struktur
geometris adalah gaya khas dari Andra Matin. Tujuan dari penelitian ini untuk
menemukenali persepsi ruang pada salah satu karya Andra Matin, yakni I&L House.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini merupakan deskriptif-kualitatif
melalui pendekatan cinematic architecture. Data-data yang diambil sebagai bagan analisa
adalah data elemen mental space, material space, dan Lived Space yang didapat melalui tiga
instrument pengumpulan yaitu observasi, wawancara, serta kuesioner. Teknik analisa yang
dilakukan adalah gabungan dari analisa kuantitatif dan anaisa kualitatif dengan
membandingkan hasil analisa pengamat dan hasil yang didapat dari pengambilan data
persepsi melalui responden.
Kesimpulan yang didapat dari penelitian ini adalah seperti apa mental space dan
material space pada objek . Kemudian elemen mental space dan Material Space yang paling
signifikan memberikan pengaruh pada persepsi ruang yang terbentuk seperti masculine,
directing, peaceful, serta exposed dalam elemen Lived Space penggguna I&L House sperti
material, bentuk, cahaya, dan suara. Pada akhir penelitian, penulis menggunakan film
sebagai sarana pemvisualisasian dari kesimpulan yang didapat. |
en_US |