Abstract:
Performa pencahayaan alami di dalam ruang rawat inap perlu diperhatikan
khususnya mengenai distribusi cahaya, nilai pencahayaan alami pada siang hari (Daylight
Factor) dan pencegahan silau. Hal ini terkait dengan adanya standar yang berlaku bagi
rumah sakit, serta pemenuhan kondisi kenyamanan visual bagi pasien. Oleh karena itu
desain bukaan perlu dipertimbangkan karena dapat memengaruhi performa pencahayaan
alami di dalam ruang. Pada obyek RSIA Melinda, terdapat kontradiksi antara masingmasing
desain bukaan dengan tatanan ruang rawat yang berbeda-beda.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan mengevaluasi pengaruh
desain bukaan terhadap performa pencahayaan alami di masing-masing ruang rawat inap,
serta memberikan rekomendasi alternatif desain bukaan yang sesuai dengan tatanan
ruangnya.
Penelitian dilakukan dengan metode eksplanatori menggunakan pendekatan
kuantitatif dan kualitatif, dengan teknis simulasi. Software VELUX Daylight Visualizer 2
dipakai untuk membantu simulasi distribusi cahaya alami, dan mendapatkan nilai
daylight factor pada keseluruhan tipe ruang rawat inap, serta simulasi potensi silau yang
dapat dialami pasien dengan kondisi desain bukaan dan sirip penangkal sinar matahari
eksisting.
Berdasarkan simulasi tersebut, didapatkan bahwa performa pencahayaan alami di
ruang rawat inap RSIA Melinda masih di bawah standar. Kondisi tersebut dipengaruhi
oleh arah hadap ruang rawat inap, posisi dan dimensi bukaan, kondisi eksterior eksisting,
serta elemen pelingkup eksterior ruang rawat inap. Diberikan alternatif rekomendasi
desain berupa desain sirip penangkal sinar matahari dan material kaca. Rekomendasi
desain tersebut juga dipertimbangakan atas yang paling memungkinkan untuk diterapkan
di bangunan RSIA Melinda.