Abstract:
Penerapan sistem akuntansi yang tepat bukan hanya membantu manajer
dalam mengambil keputusan yang tepat bagi perusahaan, tetapi juga dapat meningkatkan
pengendalian internal. Hal ini juga berlaku pada perusahaan tekstil, perusahaan tidak boleh
kehabisan persediaan bahan baku yang dapat menghambat jalannya aktivitas produksi karena
dapat mengakibatkan kekecewaan pada pelanggan atas keterlambatan produk yang dipesan
sehingga kepercayaan pelanggan akan berkurang. Maka dari itu, perusahaan harus memiliki
sistem pembelian yang baik sehingga mampu memenuhi kebutuhan perusahaan. Sistem
pembelian harus didukung dengan prosedur yang jelas dan sistematis untuk mengurangi
tingkat kesalahan pada bagian pembelian bahan baku. Kegiatan pembelian harus terdapat
kejelasan otorisasi untuk menghindari terjadinya pembelian fiktif, keterlambatan waktu
pemesanan, dan perolehan bahan baku. Penelitian dilakukan pada PT. Evatex, perusahaan
tekstil yang terkadang mengalami hambatan seperti terjadi kekurangan maupun kelebihan
bahan baku di dalam gudang, bahan baku yang dikirim pemasok kadang-kadang ada yang
cacat atau rusak.
Sistem pembelian adalah proses pembelian dalam sebuah perusahaan,
berawal dari penawaran harga seorang pemasok (vendor) atas suatu jenis barang, selanjutnya
perusahaan tertarik akan barang yang ditawarkan lalu melakukan pemesanan atas barang
tersebut dengan mengirimkan formulir pemesanan barang (Mahmudi, 2005:189). Romney
dan Steinbart (2015:226) mengatakan bahwa pengendalian internal adalah sebuah proses
yang menyebar ke seluruh aktivitas pengoperasian perusahaan dimana memberikan jaminan
yang memadai berupa mengamankan aset, mengelola catatan secara detail yang baik untuk
melaporkan aset perusahaan secara akurat dan wajar, memberikan informasi yang akurat dan
reliabel, menyiapkan laporan keuangan yang sesuai dengan kriteria yang ditetapkan dan
mendorong dan memperbaiki efisiensi operasional. Pengendalian internal terhadap bahan
baku sangatlah penting, karena bahan baku merupakan hal utama bagi perusahaan
manufaktur. Persediaan bahan baku yang dihasilkan dari pembelian perlu diawasi, karena
jika terjadi kehilangan maka dapat menimbulkan kerugian bagi perusahaan.
Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif analitis. Data
diperoleh melalui wawancara kepada Direktur dan Bagian Pembelian PT. Evatex mengenai
sistem pembelian dan pengendalian internal terkait bahan baku, peneliti mengamati prosedur
pembelian yang dilakukan oleh PT. Evatex dan kemudian dievaluasi melalui penjabaran
yang tujuan akhirnya untuk meningkatkan pengendalian internal perusahaan.
Berdasarkan hasil evaluasi sistem pembelian PT. Evatex, sistem pembelian
yang ada belum tepat. Hal ini dilihat dengan pesanan bahan baku baru dilakukan saat adanya
pesanan dari pelanggan, tidak tersedianya Purchase Order, dan tidak adanya pencatatan atas
persediaan bahan baku. Pengendalian internal terkait bahan baku pada PT. Evatex kurang
memadai karena terdapat rangkap jabatan antara bagian pembelian, bagian akuntansi, dan
bagian keuangan yang mendorong terjadinya penyimpangan atas manipulasi harga barang
dan pencatatan, tidak tersedianya beberapa dokumen pendukung, Standard Operational
Procedure, maupun flowchart sebagai pengendalian internal bahan baku. Sistem pembelian
bahan baku yang belum tepat ini menyebabkan pengendalian internal bahan baku PT. Evatex
lemah. Untuk meningkatkan pengendalian internal bahan baku, sebaiknya perusahaan
melakukan pemisahan jabatan antara fungsi pembelian, akuntansi, dan keuangan untuk
mencegah adanya risiko angka pembelian fiktif mengenai harga bahan baku dan manipulasi
catatan transaksi yang terjadi, juga tersedianya Purchase Order; Laporan Penerimaan
Barang; Kartu Stok Gudang. Ke depannya, sebaiknya perusahaan mulai merancang sistem
yang terkomputerisasi untuk mendukung pengendalian internal dan memudahkan
berkomunikasi dengan pemasok maupun pelanggan, dan tersimpannya dokumen-dokumen
penting agar terhindar dari hilang atau rusak.