Abstract:
Kelapa sawit (Elais guineensis) merupakan salah satu tanaman yang menghasilkan minyak terbesar. Indonesia merupakan salah satu produsen minyak kelapa sawit terbesar di dunia. Minyak kelapa sawit memiliki komponen minor yang penting bagi kesehatan yaitu karotenoid. Karotenoid berguna sebagai zat anti-oksidan dan juga kaya akan vitamin A. Pada umumnya, industri minyak kelapa sawit masih melakukan proses netralisasi dan steam refining untuk menghilangkan komponen lain yang masih tersisa. Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh dari temperatur dan tekanan terhadap perolehan ß-carotene dalam minyak kelapa sawit mentah (crude palm oil). Sehingga dapat dijadikan salah satu alternatif pemurnian minyak kelapa sawit mentah. Penelitian diharapkan bermanfaaat bagi dunia akademik, industri, maupun masyarakat Indonesia.
Secara garis besar, penelitian ini dibagi menjadi dua tahap yaitu percobaan pendahuluan dan percobaan utama. Di dalam percobaan pendahuluan akan dilakukan beberapa percobaan seperti pemeriksaan komponen pengotor, pembuatan kurva standar, dan percobaan degradasi ß-karoten terhadap cahaya dan temperatur. Percobaan utama ini dibagi menjadi dua yaitu ekstraksi kontinu dan ekstraksi batch. Ekstraksi dilakukan dengan variasi temperatur (40oC, 60oC, dan 80oC) dan tekanan (100 dan 200 bar) dengan reaktor bertekanan dan bertemperatur tinggi. Laju alir dari fluida superkritik CO2 yang digunakan adalah 0,5 mL/min. Percobaan ekstraksi batch dilakukan untuk membuktikan bahwa superkritik CO2 dapat berperan sebagai preservatif bagi ß-carotene. Pada percobaan ekstraksi kontinu, dilakukan untuk mengetahui pengaruh temperatur dan tekanan terhadap perolehan ß-carotene. Setelah ekstraksi, dilakukan pengambilan sampel dan analisis dengan UV-Vis Spektrofotometri. Sebelum dianalisis, sampel dilarutkan dengan heksana p.a. Dari hasil analisis dengan UV-Vis spektrofotometer ini diperoleh data konsentrasi ß-karoten dari hasil ekstraksi crude palm oil.
Hasil analisis dengan UV-Vis Spektrofotometer menunjukkan bahwa ß-carotene yang terekstrak akan semakin banyak seiring dengan meningkatnya temperatur. Pada kondisi isobar 100 bar, pada temperatur 60oC (55,77 %) ß-carotene yang terekstrak lebih banyak dibandingkan yang terjadi pada temperatur 40oC (50 %). Hasil analisis dengan UV-Vis Spektrofotometer menunjukkan bahwa ß-carotene yang terekstrak akan semakin banyak seiring dengan meningkatnya tekanan. Pada kondisi isotermal 40oC, pada kondisi 200 bar (51,92 %) ß-carotene terekstrak lebih banyak dibandingkan dengan pada kondisi 100 bar (50 %). Pada percobaan ekstraksi batch, hasil yang didapatkan memberikan bukti bahwa superkritik CO2 dapat berperan sebagai preservatif bagi ß-carotene. Sifat preservatif superkritik CO2 ini juga berlaku hal lainnya seperti kualitas organoleptic, keasaman, pH, gula, vitamin C.