Pengeringan biji pepaya dan pengaruh metode ekstraksi terhadap persentase yield minyak biji pepaya

Show simple item record

dc.contributor.advisor Susanti, Ratna Frida
dc.contributor.advisor Sugih, Asaf Kleopas
dc.contributor.author Sebastian, Johan
dc.date.accessioned 2018-05-24T06:54:52Z
dc.date.available 2018-05-24T06:54:52Z
dc.date.issued 2018
dc.identifier.other skp35661
dc.identifier.uri http://hdl.handle.net/123456789/6022
dc.description 4329 - FTI en_US
dc.description.abstract Pepaya (Carica papaya L.) merupakan tanaman yang hidup tahunan di Indonesia. Bagian tanaman yang paling banyak dimanfaatkan saat ini adalah buahnya. Biji pepaya yang terdapat di dalam buah pepaya hanya menjadi limbah, padahal biji pepaya mengandung minyak yang dapat dimanfaatkan. Minyak dari biji pepaya dapat diambil dengan cara ekstraksi. Sejauh ini ekstraksi minyak dari biji pepaya kebanyakan menggunakan ektraksi konvensional yang menggunakan pelarut organik yang bersifat toxic dan tidak ramah lingkungan. Penggunaan ektraksi alternatif diperlukan untuk menggantikan ekstraksi konvensional seperti ekstraksi superkritik CO2. Ekstraksi superkritik CO2 untuk mengambil minyak dari biji pepaya masih jarang digunakan. Tujuan dilakukannya peneletian ini adalah mempelajari pengeringan biji pepaya dan pengaruh metode ekstraksi terhadap persentase yield minyak biji pepaya. Manfaat dari penelitian ini adalah mendapatkan kajian tentang metode ekstraksi terbaik yang dapat dilakukan untuk memperoleh minyak biji pepaya, dan menambah ilmu pengetahuan tentang pemanfaatan minyak biji pepaya. Penelitian ini dibagi menjadi 4 tahap yaitu percobaan pendahuluan,ekstraksi soxhlet, ekstraksi pelarut, dan ekstraksi superkritik CO2. Pada percobaan pendahuluan, pengeringan biji pepaya dilakukan menggunakan tray dryer pada temperatur 70°C. Pada ekstraksi pelarut, variabel yang divariasikan adalah temperatur dan waktu ekstraksi. Variasi temperatur yang digunakan adalah 26°C dan 50°C, serta variasi waktu yang digunakan adalah 6 jam dan 24 jam. Pada ekstraksi superkritik CO2, variabel yang divariasikan adalah temperatur yaitu 40°C, 60°C, dan 80°C sedangkan tekanan yang digunakan adalah 200 bar. Dari pengeringan diketahui waktu yang dibutuhkan untuk mengeringkan biji pepaya pada 70°C adalah 420 menit dengan kandungan air akhir pada biji pepaya sebesar 7,6%. Kurva pengeringan kinetik biji pepaya sesuai dengan persamaan Overhults. Pada percobaan utama diperoleh hasil, persentase yield minyak terbaik diperoleh pada metode ekstraksi soxhlet sebesar 28,35%; kemudian ekstraksi pelarut pada temperatur 50°C, waktu 24 jam sebesar 27,24%; serta ekstraksi pelarut pada temperatur 26°C, waktu 6 jam sebesar 26,12%. Persentase yield terendah diperoleh pada metode ekstraksi superkritik CO2 yaitu sebesar 6,2%; 5,8%; dan 7,2% pada tekanan 200 bar dan temperatur 40°C, 60°C dan 80°C.Pepaya (Carica papaya L.) merupakan tanaman yang hidup tahunan di Indonesia. Bagian tanaman yang paling banyak dimanfaatkan saat ini adalah buahnya. Biji pepaya yang terdapat di dalam buah pepaya hanya menjadi limbah, padahal biji pepaya mengandung minyak yang dapat dimanfaatkan. Minyak dari biji pepaya dapat diambil dengan cara ekstraksi. Sejauh ini ekstraksi minyak dari biji pepaya kebanyakan menggunakan ektraksi konvensional yang menggunakan pelarut organik yang bersifat toxic dan tidak ramah lingkungan. Penggunaan ektraksi alternatif diperlukan untuk menggantikan ekstraksi konvensional seperti ekstraksi superkritik CO2. Ekstraksi superkritik CO2 untuk mengambil minyak dari biji pepaya masih jarang digunakan. Tujuan dilakukannya peneletian ini adalah mempelajari pengeringan biji pepaya dan pengaruh metode ekstraksi terhadap persentase yield minyak biji pepaya. Manfaat dari penelitian ini adalah mendapatkan kajian tentang metode ekstraksi terbaik yang dapat dilakukan untuk memperoleh minyak biji pepaya, dan menambah ilmu pengetahuan tentang pemanfaatan minyak biji pepaya. Penelitian ini dibagi menjadi 4 tahap yaitu percobaan pendahuluan,ekstraksi soxhlet, ekstraksi pelarut, dan ekstraksi superkritik CO2. Pada percobaan pendahuluan, pengeringan biji pepaya dilakukan menggunakan tray dryer pada temperatur 70°C. Pada ekstraksi pelarut, variabel yang divariasikan adalah temperatur dan waktu ekstraksi. Variasi temperatur yang digunakan adalah 26°C dan 50°C, serta variasi waktu yang digunakan adalah 6 jam dan 24 jam. Pada ekstraksi superkritik CO2, variabel yang divariasikan adalah temperatur yaitu 40°C, 60°C, dan 80°C sedangkan tekanan yang digunakan adalah 200 bar. Dari pengeringan diketahui waktu yang dibutuhkan untuk mengeringkan biji pepaya pada 70°C adalah 420 menit dengan kandungan air akhir pada biji pepaya sebesar 7,6%. Kurva pengeringan kinetik biji pepaya sesuai dengan persamaan Overhults. Pada percobaan utama diperoleh hasil, persentase yield minyak terbaik diperoleh pada metode ekstraksi soxhlet sebesar 28,35%; kemudian ekstraksi pelarut pada temperatur 50°C, waktu 24 jam sebesar 27,24%; serta ekstraksi pelarut pada temperatur 26°C, waktu 6 jam sebesar 26,12%. Persentase yield terendah diperoleh pada metode ekstraksi superkritik CO2 yaitu sebesar 6,2%; 5,8%; dan 7,2% pada tekanan 200 bar dan temperatur 40°C, 60°C dan 80°C. en_US
dc.publisher Program Studi Teknik Kimia Fakultas Teknologi Industri - UNPAR en_US
dc.title Pengeringan biji pepaya dan pengaruh metode ekstraksi terhadap persentase yield minyak biji pepaya en_US
dc.type Undergraduate Theses en_US
dc.identifier.nim/npm NPM2013620060
dc.identifier.nidn/nidk NIDN0403108101
dc.identifier.nidn/nidk NIDN0404077508
dc.identifier.kodeprodi KODEPRODI614#Teknik Kimia


Files in this item

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record

Search UNPAR-IR


Advanced Search

Browse

My Account