Abstract:
PT X merupakan sebuah perusahaan manufaktur yang memproduksi lemari
plastik. Terdapat tiga jenis lemari plastik yang diproduksi oleh PT X. Setiap jenis lemari
plastik memiliki tiga warna yaitu pink, merah dan hijau. Perbedaan dari ketiga lemari plastik
ini adalah komposisi warna hitam sebagai warna dasar dengan warna lainnya. Bahan
bakunya adalah polypropylene. Pada saat ini, perusahaan belum memiliki sistem
persediaan yang baik. PT X sering kali mengalami overstock dan stockout . Overstock dan
stockout terjadi karena proses pemesanan dilakukan dengan inituisi oleh pihak pemilik
perusahaan. Perusahaan pun belum memilki kebijakan ketika kenaikan harga terjadi.
Sistem persediaan yang dibuat bertujuan untuk meminimasi expected total cost.
Pada penelitian ini digunakan metode Fixed Order Interval System atau yang
sering disebut dengan metode T. Output pada metode ini adalah interval pemesanan (T)
dan tangkat persediaan maksimum (R) yang digunakan dalam melakukan pemesanan
bahan baku. Terdapat tiga komponen biaya yang dihitung untuk mendapatkan total biaya
paling minimum yaitu biaya pemesanan, biaya penyimpanan dan biaya stockout, Biaya
stockout pada perusahaan PT X merupakan biaya backorder. Perusahaan dapat
melakukan joint order untuk polypropylene warna, hal tersebut karena supplier dalam
menyediakan ketiga jenis bahan baku polypropylene warna. Dengan melakukan joint
order, maka total biaya dapat diminimasi.
Usulan sistem persediaan yang diberikan menghasilkan total biaya paling
minimum dengan menggunakan sistem pemesanan dimana ketiga jenis bahan baku
polypropylene warna dipesan secara bersamaan (joint order) setiap 1,5 minggu dengan
total biaya sebesar Rp. 35.868.973,63 dan pemesanan polypropylene hitam setiap 2,29
minggu dengan total biaya sebesar Rp. 27.265.007,95. Perusahaan pun sudah memiliki
kebijakan – kebijakan ketika terjadi kenaikan harga bahan baku untuk polypropylene
warna. Untuk kenaikan ketiga bahan baku didapatkan penghematan sebesar Rp.
77.794.550,67, ketika kenaikan untuk dua bahan baku didapatkan penghematan sebesar
Rp. 46.019.172,67 dan ketika kenaikan terjadi pada satu bahan baku didapatkan
penghematan sebesar Rp. 11.412.337,15.