Abstract:
Keadaan ekonomi di indonesia mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. GDP Indonesia Tahun 2000 sebesar $560 terus meningkat sampai pada tahun 2015 menjadi sebesar $3374. Hal ini tentu ditunjang perusahaan BUMN dan BUMS, dimana terdiri dari manufacturing-sector, Merchandising-sector, dan Service-sector, yang tentunya meningkatkan pertumbuhan industri-industri yang ada di Indonesia. Pada tahun 2015 pun hampir semua industri di Indonesia mengalami pertumbuhan meskipun ada beberapa Indsutri mengalami penurunan. Salah satu industri yang harus bersaing untuk dapat bertahan di Indonesia adalah Industri Teknologi Komunikasi dan Informasi. Saat ini Teknologi Komunikasi dan Informasi menjadi salah satu factor penting untuk mencapai kesuksesan dari sebuah perusahaan untuk meningkatkan efisiensi guna untuk mencapai keuntungan yang maksimal. PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk. adalah salah satu perusahaan yang bergerak di bidang Teknologi Komunikasi dan Informasi. Setelah memonopoli pasar komunikasi yang cukup lama, sekarang PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk. mengalami beberapa masalah dengan kinerja perusahaanny seperti lambatnya proses service dan pengeluaran surat utang (obligasi). Dari kondisi tersebut, setiap manajemen PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk. dan perusahaan-perusahaan lainnya tersebut dituntut lebih aktif dalam mengendalikan seluruh potensi sumber daya yang dimiliki. Salah satu caranya adalah melalui pengelolaan sistem keuangannya. Dimana informasi-informasi mengenai data keuangannya tercermin pada laporan keuangan perusahaan tersebut. Oleh karena itu saya ingin menganalisa laporan keuangan Telkom untuk menilai kinerja keuangan PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk.
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kondisi kinerja keuangan PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk. periode 2014-2016. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Populasi penelitian ini adalah Laporan Keuangan PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk. dan sampel nya Laporan Keuangan PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk. periode 2014-2016. Dimana cara pengambilannya menggunakan Convenience Sampling. Jenis datanya adalah data kuantitatif karena berupa angka yang akan dimasukan ke dalam rasio-rasio keuangan dan kualitatif karena melakukan wawancara langsung pada Senior Manager Financial Reporting. Sumber datanya berupa data primer dan data sekunder.Teknik pengumpulan data dengan menggunakan Dokumen dan Wawancara. Teknik Analisis Data menggunakan teknik analisis deskriptif.
Dari hasil penelitian, Rasio Likuiditasnya perusahaan dinilai baik karena Modal kerja Bersihnya positif dan Rasio Lancar dan Rasio Cepatnya pun di atas 1. Namun sempat mengalami di tahun 2015 rasio paling tinggi karena perusahaan issue bond hingga 8.9T (dimana terjadi peningkatan 7T dari tahun sebelumnya) untuk membangun infrastruktur yang terdiri dari IDN, BTS 3G dan 4G, dan fiber-based backboned yang menyebabkan aktiva lancarnya bertambah sehingga rasio di tahun 2015 menjadi paling tinggi. Dari Rasio Aktivitasnya perusahaan terlihat baik karena dari rata-rata umur persediaan diketahui perusahaan hanya mengalami pemupukan inventory hanya 4 hari. Dalam mengkonversi piutang jadi kas pun perusahaan mengalami peningkatan kinerja yang artinya kebijakan kreditnya menjadi semakin baik ditandai dengan semakin rendahnya rasio rata-rata periode tagih setiap tahun yaitu di bawah 30 hari yang artinya perusahaan dapat mengolah piutang jadi kas dengan lebih cepat di bawah 1 bulan. Pengelolaan aktiva tetap pun semakin efisien setiap tahun tetapi pengelolaan total aktiva mengalami penurunan pada tahun 2015 karena perusahaan kurang dapat efisien mengelola aktiva lancarnya dimana kas yang didapat tahun 2015 , akibat issue bond , digunakan untuk pembangunan infrastruktur 2 tahun yang semestinya bisa 1 tahun saja. Dari Rasio Utang peneliti tidak bisa nilai apa-apa tetapi dari data analisa Common Size diketahui modal PT. Telkom lebih besar dari hutang sehingga perusahaan tidak terlalu berisiko. Hanya saja tahun 2015 perusahaan issue bond 8.9T jadi rasio utang tahun 2015 menjadi paling tinggi dimana berdampak kemampuan perusahaan membayar beban bunga menjadi lebih berat sehingga Rasio Mampu Bayar Bunga menjadi paling rendah tahun 2015. Dari Marjin Laba Operasi Kotor dan Marjin Laba Operasi, tahun 2015 merupakan rasio terendah karena perusahaan banyak membangun infrastruktur hingga HPP nya menjadi paling tinggi terutama operation, maintenance, service telecommunication, depreciation dan amortisasi. Serta beban bunga akibat issue bond 8.9 T menyebabkan rasio menjadi rendah. Marjin Laba Bersih memang mengalami penurunan tiap tahun tapi perusahaan masih puas karena masih berada di atas rata-rata industri. Rasio HAA di tahun 2015 menjadi paling rendah karena infrastruktur lagi dibangun dan belum menghasilkan penjualan jadi menjadi rendah tetapi meningkat kembali pada tahun 2016. Rasio HAE sekitar 25% penjualan dibandingkan dengan ekuitas.
Dari Arus Kas didapatkan informasi aktivitas dagang perusahaan itu sangat baik karena dilihat sumber dana banyak dari major sources of cash banyak dari operating activity periode 2014-2016. Tetapi selama periode itu juga beban operational tinggi yang terdiri dari operation maintenance, depreciation and amortization, personel expenses, interconnection expenses, general and administrative expenses, dan marketing expense. Tetapi hal itu bisa ditutup karena aktivitas dagangnya yang baik membuat perusahaan memperoleh keuntungan bahkan dapat digunakan untuk kegiatan investasi dan financing. Dari keadaan sahamnya sendiri perusahaan secara fundamental sangat baik karena dari 5 tahun ke belakang harga sahamnya terus naik. Kurang baik untuk jangka pendek karena fluktuasi harga saham tidak terlalu tinggi sehingga keuntungan menjadi kecil.
Peneliti memberi saran, dari sudut pandang investor, perusahaan cocok untuk diinvestasikan karena dari kondisi kinerja keuangan sangat baik dari semua aspek dan diharapkan ke depannya akan mengalami peningkatan harga saham. Untuk akademik bisa dipakai untuk penelitian berikutnya mengenai perusahaan PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk. Dan Ucapan terima Kasih