Penggunaan beta saham IDX30 dalam membentuk portofolio untuk meningkatkan kinerja portofolio

Show simple item record

dc.contributor.advisor Tan Lian Soei, Catharina
dc.contributor.author Fanita
dc.date.accessioned 2018-05-07T07:07:18Z
dc.date.available 2018-05-07T07:07:18Z
dc.date.issued 2018
dc.identifier.other skp35424
dc.identifier.uri http://hdl.handle.net/123456789/5879
dc.description 22895 - FE en_US
dc.description.abstract Selama ini paling tidak tercatat ada 20 jenis indeks di BEI. Selain indeks yang dibentuk oleh BEI, ada indeks saham yang diinisiasi melalui kerja sama dengan pihak ketiga. Sesuai dengan namanya, indeks IDX30 yang diluncurkan oleh BEI pada tanggal 23 April 2012 memuat 30 jenis saham unggulan di BEI. Indeks IDX30 dalam kriterianya tidak mempertimbangkan risiko pasar yang ada, berupa tingkat bunga, keadaan pasar, ataupun tingkat inflasi. Berdasarkan latar belakang tersebut, berikut identifikasi masalah yang dirumuskan oleh penulis, yaitu bagaimana bentukan portofolio yang dipisahkan menjadi Beta Tinggi dan Rendah, bagaimana kinerja masing-masing portofolio, dan portofolio mana yang terbaik setalah dievaluasi. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan tipe Applied research dengan metode penelitian deskriptif. Sumber data dari data sekunder yang digunakan berupa data harga saham perminggu Februari – Juli 2017 dan Agustus – November 2017. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik studi dokumentasi dan literatur. Data yang diperoleh oleh peneliti adalah data dari website resmi Bursa Efek Indosia (BEI)(www.idx.co.id) dan finance.yahoo.com. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh penulis terhadap Indeks IDX30, maka penulis menarik beberapa kesimpulan, yaitu: (1) Berdasarkan hasil penelitian, portofolio Beta Tinggi terdiri dari 25 saham. Sedangkan portofolio Beta Rendah hanya terdiri dari 5 saham; (2) Kinerja ketiga portofolio yang diukur dengan Sharpe adalah kurang baik karena menghasilkan angka negatif. Hal ini menunjukkan bahwa excess return yang didapat pada ketiga portofolio tersebut memiliki angka yang belum cukup tinggi untuk risiko portofolio yang ada yang diukur dengan Standar deviasi. Pada pengukuran Treynor, ketiga portofolio yang diukur menunjukkan hasil negatif. Sehingga dapat diartikan bahwa kinerja ketiga portofolio yang diukur dengan Treynor adalah kurang baik. Artinya return portofolio yang dimiliki masih belum cukup tinggi untuk tingkat risiko yang ada. Pada pengukuran Jensen, portofolio menunjukkan angka negatif pada ketiga portofolio yang diukur. Artinya return actual yang dihasilkan oleh ketiga portofolio lebih kecil dari return harapannya untuk tingkat risiko yang ada; (3) Indeks IDX30 memuat 30 saham yang memiliki prospek pertumbuhan yang bagus kedepannya, sehingga bagus untuk investasi jangka panjang. Namun, dalam penelitian ini, ketiga portofolio yang sudah memeprhitungkan risiko pasar dan risk-free rate menghasilkan angka negatif yang berarti ketiga portofolio belum memberikan hasil kinerja yang cukup baik; (4) Angka yang dihasilkan dari perhitungan expected return saham Februari – Juli 2017 dan Agustus – November 2017 cenderung negatif. Hal tersebut dapat terjadi apabila pada portofolio terdapat saham yang return nya turun drastis dan saham-saham lain didalamnya memiliki kenaikan yang tidak seimbang dengan penurunan return tersebut. Saran penulis dalam penelitian ini: (1) Sebaiknya menggunakan data harga saham harian agar mendapatkan hasil yang lebih maksimal dan akurat; (2) Saham-saham IDX30 yang berjumlah 30 saham jumlahnya masih terlalu sedikit untuk dijadikan sampel pembentukan portofolio ulang; (3) Evaluasi portofolio menggunakan teknik pengukuran Sharpe, Treynor, dan Jensen dinilai mudah untuk diterapkan. Metode Jensen dinilai mampu mengevaluasi portofolio dari beberapa unsur sekaligus, yaitu, risk free rate, return pasar dan saham, dan Beta. Sehingga hasil yang didapatkan dari evaluasi lebih maksimal dan akurat dibandingkan teknik pengukuran Sharpe dan Treynor; (4) Dalam berinvestasi di portofolio, sebaiknya investor menguji atau mengevaluasi terlebih dahulu bentukan portofolio yang akan diambil. Karena berdasarkan penelitian ini, tidak semua portofolio yang memiliki saham Beta tinggi yang cenderung menghasilkan return tinggi itu baik untuk kita berinvestasi didalamnya; (5) Hasil penelitian membuktikan bahwa kinerja portofolio yang diuji menggunakan data periode masa lalu belum tentu menghasilkan hasil yang sama diperiode berikutnya. Hal ini menunjukkan bahwa data masa lalu tidak selalu bisa dijadikan sebagai acuan disebabkan oleh banyaknya perubahan yang terjadi dalam kurun waktu yang begitu cepat. en_US
dc.publisher Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi - UNPAR en_US
dc.subject Expected Return en_US
dc.subject Beta Saham en_US
dc.subject Sharpe en_US
dc.subject Treynor en_US
dc.subject Jensen en_US
dc.title Penggunaan beta saham IDX30 dalam membentuk portofolio untuk meningkatkan kinerja portofolio en_US
dc.type Undergraduate Theses en_US
dc.identifier.nim/npm NPM2014120055
dc.identifier.nidn/nidk NIDN0408026002
dc.identifier.kodeprodi KODEPRODI603#Manajemen


Files in this item

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record

Search UNPAR-IR


Advanced Search

Browse

My Account