dc.description.abstract |
Pengelolaan persediaan merupakan salah satu usaha perusahaan dalam upaya memenuhi permintaan pembeli. Dalam mengelola persediaan, terdapat dua hal yang perlu dipertimbangkan oleh perusahaan, yaitu kapan pemesanan dilakukan dan berapa banyak jumlah barang yang dipesan. Pengelolaan persediaan yang optimal dicapai ketika biaya persediaan yang ditanggung oleh perusahaan merupakan biaya persediaan minimum menurut model persediaan yang sesuai dengan kondisi perusahaan. Dengan melakukan pengelolaan persediaan yang optimal, perusahaan dapat meningkatkan efisiensi dalam mengelola persediaan. Perusahaan L merupakan distributor kantong plastik dan sedotan yang berdomisili di Kota Bandung. Saat ini, Perusahaan L tidak memiliki sistem pengelolaan persediaan khusus, sehingga pengelolaan persediaan yang dilakukan oleh Perusahaan L dapat saja tidak optimal. Namun, dengan digunakannya metode pencatatan terkomputerisasi dalam dua tahun terakhir ini, menimbulkan peluang untuk dibuatnya sistem pengelolaan persediaan yang lebih baik yang dapat meningkatkan efisiensi biaya dan tingkat ketersediaan barang pada Perusahaan L.
Pada penelitian ini, penulis mengusulkan jumlah optimum barang dagangan yang dipesan bagi Perusahaan L dengan menggunakan model persediaan EOQ multiple product yang juga dapat digunakan untuk menentukan jadwal pemesanan barang dengan memanfaatkan data yang diperoleh dari pencatatan terkomputerisasi yang dimiliki Perusahaan L. Selain itu, untuk mengatasi permintaan pembeli yang berfluktuasi terhadap barang dagangan Perusahaan L, penulis mengusulkan tingkat persediaan barang cadangan dan titik pemesanan kembali dengan menggunakan metode safety stock dan reorder point.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif. Metode penelitian deskriptif ini digunakan dengan tujuan untuk mengumpulkan data yang dapat memberikan gambaran mengenai situasi persediaan pada Perusahaan L. Dalam penelitian ini, data yang digunakan berupa data penjualan, data pembelian, dan data persediaan barang periode September 2016 sampai dengan Agustus 2017 yang diperoleh dari metode pencatatan terkomputerisasi yang digunakan Perusahaan L.
Setelah penulis melakukan proses perhitungan menggunakan model persediaan EOQ multiple product untuk Supplier A, didapatkan frekuensi pemesanan optimum kepada Supplier A adalah 179 kali, namun diusulkan pemesanan setiap dua hari untuk alasan kepraktisan. Dengan menggunakan metode safety stock dan reorder point, maka diperoleh jumlah persediaan barang cadangan dan titik pemesanan kembali dalam mengatasi permintaan pembeli yang berfluktuasi. |
en_US |