Abstract:
Pemasaran saat ini terus berkembang dan berubah, dari konsep pemasaran konvensional menuju konsep pemasaran modern. Faktor – faktor seperti meningkatnya jumlah pesaing dan kecanggihan teknologi memacu para pemasar untuk semakin kreatif memasarkan produknya. Zarem (2000) mengutip pernyataan Sanders, Direktur Yahoo, yang menyatakan bahwa pengalaman merupakan dasar perekonomian baru untuk semua industri. Selanjutnya Sanders menyatakan bahwa saat ini adalah masanya experience economy. Tanpa mempedulikan produk atau jasa yang dijual, seorang pemasar perlu memberikan pengalaman yang tidak terlupakan bagi pelanggannya karena hal inilah yang sangat mereka hargai.
Pada tahun 2016 PT. CCAI melakukan strategi experiential marketing dengan menciptakan kampanye #RayakanNamaMu yaitu mengganti logo coca-cola pada kemasan dengan nama dari calon konsumen, kampanye ini bertujuan untuk gerakan melawan bullying terutama name-calling (bullying secara verbal yaitu dengan menggunakan nama samaran yang melecehkan). Melalui kampanye ini Coca-cola mengharapkan konsumen bisa mendapat experience mendukung nama asli mereka dengan membeli coca-cola dengan nama mereka pada kemasan dan ikut mengkomunikasikan gerakan anti-bullying melalui sosial media dengan menambahkan #RayakanNamamu pada post tersebut. Kampanye #RayakanNamamu juga merupakan bentuk dari corporate responsibility dari coca-cola terhadap masyarakat, Dari melakukan corporate responsibility ini coca-cola berharap agar kualitas dari brand image/citra merek dapat meningkat. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah experiential marketing (#RayakanNamamu) berpengaruh terhadap brand image coca-cola.
Metode penelitian dalam penelitian ini adalah analisis regresi linear berganda untuk melihat pengaruh dari experiential marketing terhadap brand image coca-cola. Metode sampling yang digunakan adalah convenience sampling, pengambilan sampel dari populasi yang paling mudah dimintai kesediannya untuk mengisi kuesioner, peneliti hanya mengolah kuesioner dari responden yang pernah membeli coca-cola dengan nama pada kemasan. Jumlah responden adalah sebanyak 120 orang.
Hasil dari analisis regresi ini memperlihatkan bahwa dari 5 dimensi dari variabel experiential marketing (sense, feel, think, act, dan relate) dari kampanye #RayakanNamamu, hanya dua dimensi saja yang berpengaruh yaitu think dan act. Hasil ini pun menunjukkan bahwa experiential marketing dari coca-cola masih perlu ditingkatkan agar lebih meningkatkan kualitas dari brand image coca-cola. Berdasarkan hasil penelitian, experiential marketing dari coca-cola berpengaruh sebesar 56,1% terhadap brand image coca-cola.