Analisis inovasi dan kapabilitas inovasi pada Usaha Mikro dan Kecil (UMK) industri busana muslim di Bandung

Show simple item record

dc.contributor.advisor Satyarini, Ria
dc.contributor.author Effendi, Rifa Kamila
dc.date.accessioned 2018-05-07T02:34:20Z
dc.date.available 2018-05-07T02:34:20Z
dc.date.issued 2018
dc.identifier.other skp35461
dc.identifier.uri http://hdl.handle.net/123456789/5820
dc.description 22932 - FE en_US
dc.description.abstract Industri ekonomi kreatif merupakan salah satu sektor terbesar dalam peningkatan ekonomi dan pembangunan negara. Industri fesyen adalah subsektor kedua terbesar dalam memberikan kontribusi nilai tambah bruto pada industri ekonomi kreatif. Salah satu penyumbang laju pertumbuhan ekonomi negara adalah industri fesyen. Kota Bandung mendapat penghargaan sebagai kota dengan perkembangan usaha mikro dan kecil (UMK) terbesar se-Indonesia. Industri busana muslim merupakan salah satu industri yang potensial di Bandung. Baltos dan BIP merupakan contoh lokasi sentra industri busana muslim di Bandung. Pesatnya pertumbuhan UMK busana muslim di Bandung mengharuskan para pelaku usaha untuk bersikap dinamis dalam melakukan inovasi secara terus menerus dengan memiliki kapabilitas inovasi pada setiap usahanya. Kapabilitas inovasi adalah kemampuan untuk menciptakan, mengimplementasi, dan mengembangkan suatu inovasi pada produk, jasa, atau metode dengan tujuan untuk meningkatkan kinerja perusahaan dalam mempertahankan dan memajukan perusahaan itu sendiri. Inovasi merupakan suatu strategi untuk mengkombinasikan unsur produksi dengan cara yang baru dan lebih baik (Marcella & Fabio, 2017). Terdapat empat dimensi untuk mengukur inovasi, yaitu inovasi produk, inovasi proses, inovasi pasar, dan inovasi organisasi. Kapabilitas inovasi merupakan kemampuan untuk menciptakan atau mengembangkan inovasi terus-menerus dalam produk maupun pelayanan serta metode yang bertujuan untuk meningkatkan kinerja perusahaan dalam memenuhi kebutuhan pasar maupun untuk kemajuan perusahaan. Menurut Saunila (2017) terdapat tujuh dimensi untuk mengukur kapabilitas inovasi yaitu, leadership, structures, work well being, know how, regeneration, external knowledge, dan employee activity. Penelitian yang dilakukan termasuk kedalam jenis penelitian deskriptif. Populasi pelaku usaha busana muslim di Baltos sejumlah 114 pelaku usaha dan 18 pelaku usaha di BIP. Penulis menetapkan sampel sebanyak 99 pada Baltos dan BIP. Teknik pengambilan sampel yang dilakukan adalah Convenience Sampling. Hasil dari analisa deskriptif menunjukan bahwa pada pelaku usaha industri busana muslim sudah menerapkan keseluruhan jenis inovasi yang diurutkan berdasarkan rata-rata hitung tertinggi yaitu inovasi pasar, inovasi proses, inovasi produk, dan inovasi organisasi. Selain itu para pelaku usaha juga sudah menerapkan keseluruhan jenis kapabilitas inovasi yaitu leadership, structures, work well being, know how, regeneration, employee activity, dan external knowledge dengan rata-rata hitung yang berkategori tinggi. Hasil yang sama pada jenis inovasi dan kapabilitas inovasi juga berlaku pada sektor UMK. Para pelaku usaha sebaiknya meningkatkan kembali pada dimensi inovasi organisasi dalam melakukan perubahan struktural dan dimensi external knowledge dalam meminta kritik kepada pihak eksternal. Serta, para pelaku usaha UMK perlu mempertahankan setiap jenis inovasi maupun kapabilitas inovasi yang dimiliki saat ini. en_US
dc.publisher Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi - UNPAR en_US
dc.subject Inovasi en_US
dc.subject Kapabilitas Inovasi en_US
dc.subject UMK en_US
dc.title Analisis inovasi dan kapabilitas inovasi pada Usaha Mikro dan Kecil (UMK) industri busana muslim di Bandung en_US
dc.type Undergraduate Theses en_US
dc.identifier.nim/npm NPM2013120109
dc.identifier.nidn/nidk NIDN0411017501
dc.identifier.kodeprodi KODEPRODI603#Manajemen


Files in this item

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record

Search UNPAR-IR


Advanced Search

Browse

My Account