dc.description.abstract |
Setiap perusahaan baik perusahaan barang atau jasa akan memerlukan persediaan dan persediaan juga merupakan salah satu bagian yang menyerap investasi terbesar pada sebuah perusahaan. Oleh karena itu, dibutuhkan adanya suatu pengendalian persediaan yang dapat menentukan jumlah persediaan yang optimal untuk mengurangi terjadinya risiko dari aktivitas produksi dan pembengkakan dalam total biaya.
PT Sempurnaindah Multinusantara (PT SIMNU) adalah salah satu perusahaan yang harus selalu membutuhkan pesediaan bahan baku untuk keberlangsungan proses produksinya. PT SIMNU ini bergerak pada industri kulit sintetis, dalam proses memproduksi kulit sintetis bahan baku yang digunakan pada PT SIMNU harus selalu tersedia, karena jika salah satu bahan baku habis maka proses produksi pada perusahaan ini dapat terhenti total. Maka dari itu, untuk mencapai pengaturan yang efektif diperlukan perencanaan dan pengendalian persediaan yang sesuai dengan kriteria bahan bakunya.
Setiap bahan baku yang diperlukan tidak dapat diperlakukan sama karena tingkat kekritisan dan nilainya pun berbeda, untuk itu penulis menggunakan teknik penggolongan bahan baku berdasarkan Critical Value Analysis, dimana bahan baku dibagi menjadi 4 kategori yaitu Strategic Item, Critical Item, General Item, dan Bulk Purchase Item. Setelah mengetahui klasifikasi dari masing-masing bahan baku, diusulkan pola hubungan yang tepat antara perusahaan dengan pemasok pada masing-masing bahan baku dan strategi pembelian yang tepat.
Sistem pengendalian yang tepat untuk bahan baku yang masuk strategic item adalah membuat kontrak dengan pemasok secara partnership, mengetahui secara detail mengenai siapa dan dimana lokasi dari pemasok, berapa lama lead time yang dibutuhkan, menghitung safety stock, dan berapa banyak penggunaannya dalam proses produksi. Untuk bahan baku yang masuk ke dalam kategori Critical Item adalah "Be a good customer" selain itu, kondisi persediaan overstock juga sangat mungkin dilakukan untuk bahan baku yang masuk dalam kategori ini. Untuk bahan baku yang masuk dalam kategori General Item perusahaan tidak perlu mengeluarkan effort yang besar dan resource yang banyak untuk mengatur bahan baku dalam kategori ini. Sedangkan untuk bahan baku yang masuk dalam kategori Bulk Purchase Item adalah dengan menggunakan teknik EOQ Aggregation. Dengan menggunakan teknik ini perusahaan dapat menghemat biaya pemesanan dan penyimpanan sebesar Rp 92.206.585 atau menghemat sebesar 49,71% dari pola pemesanan yang saat ini dilakukan perusahaan. Untuk itu penulis menyarankan untuk menggunakan perhitungan EOQ Aggregation untuk bahan baku yang berasal dari pemasok yang sama. |
en_US |