Abstract:
Melihat perkembangan pariwisata sebagai sektor unggulan dunia, pada tahun 2014 Indonesia mulai memprioritaskan kunjungan wisatawan mancanegara dalam meningkatkan devisa negara. Tiongkok yang merupakan negara dengan perekonomian terbesar di dunia telah menjadi target pasar wisatawan terbesar bagi Indonesia. Namun, berdasarkan laporan Travel and Tourism Competitiveness Index yang dikeluarkan World Economic Forum, daya saing pariwisata Indonesia jauh lebih lemah dibandingkan dengan negara kompetitornya yakni Malaysia, Singapura dan Thailand, sehingga jumlah kunjungan wisatawan Tiongkok di Indonesia lebih sedikit. Padahal, Pariwisata Indonesia memiliki potensi besar baik dari sumber daya alam maupun manusianya. Oleh karena itu pemerintah merancang beberapa strategi yang ditujukan untuk memberdayakan potensi tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan strategi dan implementasi dari strategi Indonesia dalam meningkatkan kunjungan wisatawan Tiongkok dalam periode 2014-2019. Strategi tersebut terdiri dari pengembangan atraksi, amenitas dan aksesibilitas, branding pariwisata dengan label ‘Wonderful Indonesia’, promosi pariwisata baik di media konvensional, online maupun event dan misi penjualan keliling; lalu membentuk badan Indonesian Chamber of Commerce in China (INACHAM). Jenis penelitian ini adalah deskriptif analisis yang menerapkan metode studi pustaka. Dengan menggunakan konsep diplomasi ekonomi dan multijalur dari Louise Diamond dan John McDonald penulis menemukan keterlibatan pelaku usaha, warga sipil, media, dan aktor lain yang berperan secara signifikan demi mencapai keuntungan devisa melalui kunjungan wisatawan Tiongkok.