Abstract:
Two Hands Full Cafe merupakan salah satu coffee shop yang berada di Bandung. Sebagai sebuah cofee shop pastinya membutuhkan persediaan, coffee shop juga memerlukan adanya perencanaan dan kontrol terhadap persediaan yang diantaranya termasuk pembelian, penerimaan dan penempatan tata letak untuk memastikan kegiatan penjualan meningkat dan berjalan baik dengan adanya rancangan sistem ini. Penjualan, Perencanaan persediaan, Pembelian, Penerimaan dan Tata letak gudang sangat penting untuk perusahaan karena sangat bermanfaat, misalnya penjualan bisa meningkat dengan memperhatikan aspek perilaku konsumen, external dan internal event. Perencanaan persediaan bisa dilakukan dengan baik dengan memperhatikan aspek persediaan melalui stock opname.
Setelah melakukan perencanaan persediaan, selanjutnya akan melakukan aktivitas pembelian yang akan baik jika pembelian dilakukan dengan tepat waktu dan jumlah. Kemudian akan berlanjut ke penerimaan persediaan dari supllier yang akan memperhatikan aspek pengecekan barang agar sesuai dengan pesanan. Dan aktivitas terakhir yaitu penempatan barang yang baik sesuai tata letak dan kategori barang agar barang menjadi teratur.
Penelitian ini menggunakan metode eksploratori dengan metode studi kasus dan wawancara semi terstuktur terhadap narasumber , yaitu pemilik Two Hands Full Cafe. Dalam menganalisa datanya digunakan Framework Business Challenge Bundle dipakai untuk mengidentifikasi permasalahan utama yaitu inventory. MIT 90’s Framework digunakan untuk menganalisis perubahan yang harus terjadi (konsistensi) dari ketujuh elemen MIT 90’s Framework. Dari MIT 90’s Framework ditemukan bahwa Two Hands Full Cafe membutuhkan suatu sistem yang dapat memprediksi arus kas dengan tepat sehingga dapat digunakan untuk perencanaan persediaan dengan baik. Penerapan cara kerja perusahaan untuk menggunakan sistem akan digambarkan menggunakan framework Business Process Model Notation (BPMN).
Tanggapan dari pemilik atas rancangan yang diusulkan , pemilik setuju bahwa rancangan sistem yang tepat dapat membantu perusahaan untuk memperbaiki 5 sub variabel dengan baik yaitu mulai dari penjualan yang akan meningkat melalui perencanaan persediaan, pembelian yang tepat, penerimaan barang yang baik dan bagian terakhir yaitu penempatan barang di gudang yang sesuai tata letak karena perusahaan ini masih memiliki masalah dalam mengontrol persediaan dengan akurat dan menghindari persediaan habis atau tersimpan terlalu lama pada saat yang dibutuhkan. Selain itu pemilik juga setuju dengan adanya orang bagian gudang agar pada saat penerimaan dan penempatan barang, gudang terkendali dengan baik di perusahaan ini.