Abstract:
Budaya populer yang keberadaannya meluas akibat adanya globalisasi
menjadikan sebuah strategi baru untuk pencapaian kepentingan nasional sebuah
negara, baik dari segi ekonomi maupun untuk mendapat citra lebih baik di mata
dunia. Jepang merupakan salah satu negara yang menggunakan budaya
populernya untuk meningkatkan daya tarik dan mempengaruhi negara lain tanpa
menggunakan cara yang kasar atau keras. Produk – produk yang diciptakan
budaya populer Jepang sangatlah beragam, salah satunya adalah makanan.
Munculnya trend budaya populer Jepang membuat para pebisnis maupun
perusahaan melakukan banyak ekspansi ke negara – negara di dunia salah satunya
adalah Indonesia. Yoshinoya adalah salah satu contoh restoran fast food makanan
khas Jepang yang melakukan ekspansinya ke Indonesia. Namun, munculnya
budaya populer Jepang memicu timbulnya konsumerisme yang terjadi di
Indonesia, terutama di kota Bandung. Berdasarkan uraian tersebut, penulis
mengerucutkan penelitian dengan pertanyaaan “Bagaimana proses global
konsumerisme dan difusi budaya Jepang melalui jenis makanan dapat
membentuk perilaku konsumerisme studi kasus Yoshinoya di Bandung?”
Penulis menggunakan beberapa konsep dan teori pada penelitian ini.
Pertama konsep globalisasi dan teori diplomasi publik yang digunakan untuk
membahas bagaimana budaya Jepang dapat menghasilkan budaya populer. Kedua
teori pertukaran budaya dari O’Neill yang menjelaskan proses difusi budaya
Jepang. Terakhir ada teori competitive advantage untuk mengetahui strategi apa
yang dilakukan oleh Yoshinoya sebagai restoran fast food. Penelitian ini
menggunakan metode kuantitatif dalam mencari data daan menjelaskan hasil
penelitian secara deskriptif.