Abstract:
Kegiatan-kegiatan misi Gereja bertujuan untuk mengakarkan Injil dalam setiap konteks kehidupan manusia. Misi Gereja akan semakin dikenal oleh masyarakat dan berkembang sesuai dengan konteksnya, bila para pelayan Gereja berusaha untuk mengenal dan mencintai kebudayaan setempat. Dengan mengenal dan mencintai kebudayaan setempat, maka Gereja berkesempatan menemukan berbagai nilai luhur yang ada di dalamnya. Nilai-nilai luhur tersebut, di satu sisi dapat menyadarkan umat setempat akan identitas luhur mereka, dan di sisi lain, dapat menjadi sarana inkulturasi. Tidak dapat disangkal bahwa setiap kebudayaan sebenarnya memiliki berbagai nilai luhur yang perlu diapresiasi dan dijadikan sarana pewartaan bagi kegiatan misi Gereja. Dalam penelitian ini, penulis berusaha menemukan nilai-nilai luhur dalam kebudayaan Yei-nan Papua Indonesia , secara khusus melalui simbol-simbol dalam ritual kematian. Sebagai contoh, cemekh dond (tali duka) sebagai simbol kedukaan. Penulis yakin bahwa nilai-nilai luhur yang terdapat dalam kebudayaan masyarakat setempat, dapat menjadi pintu masuk inkulturasi. Selain itu, kesadaran akan nilai-nilai luhur lokal ini dapat membantu masyarakat lokal menghadapi dan menangkal pengaruh buruk globalisasi. Setelah menyadari dan menghidupi nilai-nilai luhur yang ada dalam tradisi mereka, maka umat setempat pun akan lebih mudah memahami dan membatinkan nilai-nilai kristiani yang diwartakan oleh Gereja untuk memperoleh keselamatan kekal.