Abstract:
Infrastuktur jalan adalah bagian penting dari pengembangan aktivitas-aktivitas sosial dan ekonomi masyarakat. Lebih jauh jembatan sebagai bagian dari infrakstruktur jalan juga merupakan bagian penting dalam mendukung pengembangan aktivitas-aktivitas tersebut. Sampai saat ini Jembatan Suramadu dengan umur rencana 100 tahun
adalah jembatan terpanjang di Indonesia. Jembatan ini menghubungkan Kota Surabaya di Pulau Jawa dan Kabupaten Bangkatan di Pulau Madura. Jembatan ini dibangun untuk mendukung pengembangan infrastruktur, sosial dan ekonomi di Pulau Madura yang masih tertingggal dibandingkan dengan wilayah lain di Propinsi Jawa
Timur. Untuk mendukung sistem pemeliharaan struktur jembatan, pada jembatan ini dipasang Structural Health
Monitoring System (SHMS). SHMS adalah sistem monitoring untuk deteksi awal dalam mengetahui adanya indikasi kerusakan pada struktur jembatan sehingga perbaikan dapat segera dilakukan sebelum kerusakan parah terjadi. Walaupun demikian, belum diketahui apakah sistem ini bekerja dengan baik dalam memonitor kesehatan struktur jembatan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melakukan evaluasi awal dari pemasangan SHMS di Jembatan Suramadu, sehingga jembatan dapat berfungsi sebagaimana mestinya. Agar SHMS dapat bekerja secara efektif, maka sejumlah sensor sebagai instrumen detektor dipasang dengan jumlah tertentu di lokasi
penempatan yang benar. Hasil evaluasi menunjukkan bahwa sejumlah sensor yang dipasang tidak sesuai dengan jumlah dan penempatan lokasi sesuai rencana semula sehingga dapat menimbulkan akibat yang merugikan kondisi jembatan.
Description:
Makalah dipresentasikan pada Seminar Nasional Transportasi yang Berkelanjutan. "Perencanaan Pembangunan Transportasi yang Berkelanjutan dan Terpadu Berbasis Kearifan Lokal dan Kebijakan Pembangunan Transportasi Nasional". FSTPT dan Jurusan Teknik Sipil FT Universitas Udayana. Denpasar, Bali. 6 Mei 2011.