Abstract:
Pemilihan supplier terbaik selalu menjadi keputusan yang sulit bagi beberapa
perusahaan karena perlu mempertimbangkan begitu banyak kriteria??yang terlibat di
dalamnya. Pemikiran yang tepat dan sistematis sangat??dibutuhkan agar hasil dari
keputusan yang dipilih merupakan keputusan yang??terbaik dan tidak merugikan
perusahaan. Hal ini pula yang dirasakan oleh bagian??pengadaan dan biro teknologi
informasi, UNPAR yang mengurus masalah tender pembelian printer dan komponen ICT
peripheral untuk memenuhi kebutuhan yang diperlukan oleh masing masing??fakultas.
Masalah yang sering dihadapi oleh bagian pembelian yaitu??adanya
ketidakpuasan terhadap supplier yang terpilih karena rendahnya tingkat??kinerja dan
kualitas barang dari supplier. Masalah tersebut bisa saja muncul??karena selama ini cara
pengambilan keputusan yang dilakukan oleh bagian??pembelian hanya melihat harga
terendah saja, tanpa mempertimbangkan kriteria kriteria lain yang mungkin saja
berpengaruh di dalam keputusan tersebut.??Penelitian ini menggunakan metode
Analytical Hierarchy??Process (AHP). Analytic Hierarchy Process (AHP) merupakan
suatu model pendekatan yang memberikan kesempatan bagi setiap individu atau
kelompok untuk membangun gagasan-gagasan atau ide-ide dan mendefinisikan
persoalan persoalanyang ada dengan cara membuat asumsi-asumsi dan
selanjutnya??mendapatkan pemecahan yang diinginkannya. Metode AHP digunakan
untuk??menggabungkan penilaian dari banyak pengambil keputusan hingga
diperoleh??bobot keseluruhan untuk setiap kriteria dan subkriteria yang terlibat di
dalam??pemilihan supplier terbaik. Kelebihan dari metode AHP adalah AHP mampu
mencerminkan kecenderungan alami pikiran untuk memilah – milah elemen dari suatu
sistem dalam berbagai tingkat yang berbeda dan mengelompokkan unsur yang serupa
dalam setiap tingkat. Pada penelitian ini kriteria pengambilan keputusan terdiri dari 5
kriteria yaitu: harga, layanan supplier, layanan aftersales, kualitas, dan performance
history. Kriteria pengambilan keputusan tersebut akan diuraikan menjadi 15 subkriteria
yang nantinya akan diterapkan pada model pengambilan keputusan.
Berdasarkan perhitungan yang dilakukan metode AHP didapat hasil bobot tiap
alternatif sebagai berikut: Supplier A memiliki bobot prioritas sebesar 0,210, Supplier B
memiliki bobot prioritas sebesar 0,204, Supplier C memiliki bobot sebesar 0,317, dan
Supplier D memiliki bobot prioritas sebesar 0,269. Dari pehitungan metode AHP
menggunakan software Expert Choice, supplier dengan bobot prioritas tertinggi adalah
Supplier C.