Abstract:
Ekstraksi merupakan salah satu jenis pemisahan yang menggunakan prinsip difusional melibatkan
kontak antara solute dan solvent dengan prinsip difusi yang terjadi pada interface. Ekstraksi dapat terjadi
karena adanya driving force berupa konsentrasi awal dan akhir suatu senyawa yang akan diekstrak.
Ekstraksi reaktif merupakan proses ekstraksi yang dapat meningkatkan perolehan produk dari proses
ekstraksi itu sendiri dengan cara mereaksikan solute dengan bahan pengekstrak. Dalam penelitian ini
dilakukan pemodelan dan simulasi ekstraksi reaktif asam asetat dengan butanol menghasilkan butil asetat
dengan menggunakan program ASPEN Plus. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini menunjukkan bahwa
proses reaksi-ekstraksi dapat terjadi dalam reaktor 2 fasa. Hal ini dibuktikan ketika dilakukan penelitian
terhadap reaktor 1 fasa (fasa reaktif) dan reaktor 2 fasa (fasa reaktif dan fasa ekstraktif), dimana reaktor 2
fasa menghasilkan konversi lebih besar dibandingkan reaktor 1 fasa. Perubahan temperatur akan
mempercepat proses reaksi. Hal ini menyebabkan pengurangan volum reaktor-ekstraktor yang digunakan
tetapi kemurnian butil asetat dan konversi asam asetat akan berkurang. Pada pemodelan ini, mode operasi
counter-current menghasilkan konversi asam asetat yang lebih besar dibandingkan cocurrent. Pada kondisi
cocurrent, jumlah reaktor-ekstraktor yang paling baik digunakan yaitu 2 buah karena memberikan volume
reaktor yang kecil dan konversi asam asetat yang besar yaitu 90.2%. Pada kondisi counter-current, jumlah
reaktor-ekstraktor yang paling baik digunakan yaitu 3 buah karena memberikan volume reaktor yang kecil
dan konversi asam asetat yang besar yaitu 99.9%.