Abstract:
Tepung hanjeli dapat dijadikan sebagai tepung komposit dengan tepung gandum karena kandungan gizi hanjeli yang mirip tepung gandum. Dengan demikian, hanjeli dapat dibentuk menjadi produk mie instan. Hanjeli dapat dijadikan mie instan hingga komposisinya 30 % dari tepung keseluruhan. Pada komposisi ini hanjeli masih disukai oleh panelis pada umumnya serta memiliki kandungan gizi yang tidak berbeda jauh. Proses pembuatan mie instan bertahap dari pembuatan adonan hingga proses penggorengan. Setiap tahapan perlu diperhatikan waktu pemasakannya serta waktu pendiamannya. Setelah mie instan selesai, mie instan perlu dianalisis. Analisis pertama yang dilakukan adalah analisis tekstur dan analisis warna. Hal ini dilakukan untuk mengetahui seberapa besar mie instan tersebut dapat bertahan menghadapi gangguan dari luar dan penerimaan warna sebelum sampai ke konsumen. Gangguan dari luar ini dapat berupa gangguan saat proses distribusi ke tangan konsumen. Analisis yang dilakukan berupa analisis kimia, fisik, serta organoleptik. Analisis kimia berupa analisis proksimat mie instan. Analisis fisik yang dilakukan seperti kehilangan padatan akibat pemasakan, waktu pemaskaan optimum, dan daya serap air. Analisis organoleptik merupakan analisis yang dilakukan untuk mengetahui kesukaan mie instan tersebut oleh panelis semi terlatih. Analisis organoleptik berupa analisis warna, rasa, tekstur, penampilan, dan lain-lain.