Abstract:
Tetes tebu adalah sisa sirup terakhir dari nira tebu yang telah mengalami proses kristalisasi berulang kali dan sudah tidak dapat menghasilkan gula kristal lagi. Tetes tebu mengandung dua komponen utama yaitu komponen gula dan komponen non gula. Pada komponen gula masih terkandung sukrosa yang mencapai +32% dari berat tetes tebu. Sukrosa merupakan bahan baku pembuatan salah satu dari sembilan bahan pokok, yaitu gula. Kedua komponen ini akan dipisahkan dengan proses adsorbsi secara repetitif dengan menggunakan drilling mud yang tergolong sebagai natrium bentonit sebagai adsorben. Tetes tebu diencerkan hingga kadar gulanya +10% kemudian larutan diadsorbsi dengan menambahkan drilling mud sebanyak 6g/100mL, 4g/100mL, dan 2g/100mL (proses adsorbsi utama). Larutan ini diadsorbsi lebih lanjut secara repetitif dengan menambahkan drilling mud sebanyak 2,11g/100mL, 1,4g/100mL, dan 0,71g/100mL. Kadar komponen gula diperoleh dengan menganalisis kadar gula reduksi, gula total, dan sukrosa dengan metode titrasi volumetrik Eynon – Lane, sedangkan kadar komponen non gula diperoleh dengan menganalisis kadar abu dan total padatan serta pengukuran brix. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada proses adsorbsi utama drilling mud dapat menyerap sekitar 19,94% komponen gula reduksi, 64,85% komponen sukrosa, dan 19,68% komponen non gula, akan tetapi tidak seluruh komponen sukrosa dapat diadsorbsi walaupun dengan cara adsorbsi repetitif karena pada proses adsorbsi repetitif kadar komponen yang terserap hanya sekitar 5,48% untuk komponen gula reduksi, 3,47% untuk komponen sukrosa, dan 13,71% untuk komponen non gula.