Abstract:
Di dalam konsumsi ikan sehari-hari, masyarakat Indonesia umumnya hanya
memanfaatkan bagian daging ikan saja, sedangkan bagian ikan lainnya (kulit, sirip,
tulang ikan) jarang diolah lebih lanjut. Pemanfaatan hasil perikanan yang telah
dikembangkan di Indonesia selama ini, antara lain: industri makanan, pertanian, dan
pengobatan. Salah satu alternatif pemanfaatan limbah ikan yang dapat dilakukan adalah
dengan mengolah limbah perikanan tersebut menjadi bahan perekat atau lem (fish glue).
Jenis ikan yang digunakan dalam penelitian ini adalah ikan kakap merah dan ikan tuna.
Fish glue merupakan zat gelatin yang dapat diperoleh dengan cara mengekstraksi
kolagen dari bagian kulit, sirip, dan tulang ikan. Gelatin didapatkan dengan
menghidrolisis kolagen yang merupakan bagian protein. Hidrolisis kolagen dilakukan
dengan mengekstraksi kulit, sirip, dan tulang ikan pada temperatur penyusutan kolagen
ikan.
Penelitian ini dilakukan sebagai kajian awal untuk mengetahui jenis ikan yang
dapat digunakan untuk membuat fish glue (yang akan dikaji adalah ikan-ikan yang
banyak dikonsumsi oleh masyarakat) dan menemukan kondisi (temperatur, waktu
ekstraksi, jenis solvent, rasio feed terhadap solvent) yang baik dalam pembuatan fish
glue. Penelitian ini diharapkan akan dapat meningkatkan nilai guna dari limbah ikan yang ada.
Hasil pengamatan menunjukkan bahwa metode ini menghasilkan cairan kental
yang dapat digunakan untuk merekatkan walau hanya dengan daya rekat yang lemah.
Lem yang diperoleh berwarna putih kekuningan(ikan tengiri) dan coklat (ikan tuna dan
kakap merah), memiliki viskositas dan densitas yang mendekati standar, namun pH
masih terlalu asam.