dc.description.abstract |
Di era Globalisasi saat ini memungkinkan representasi arsitektur yang berasal dari luar
Indonesia khususnya barat digunakan secara bebas. Desain bangunan modern saat kini memiliki
kecenderungan hanya menitikberatkan pada ruang dalam, sementara bagian ruang luarnya
sepertinya hanya sekadar menjadi ruang-ruang sisa dari pengolahan ruang dalamnya. Tata ruang
arsitektur yang berasal dari luar tersebut belum tentu relevan dengan konteks di Indonesia. Indonesia
memiliki kekayaan arsitektur tradisional yang melimpah dan kontekstual dengan budaya lokal
terkadang telah ditinggakan, seperti arsitektur tradisional Jawa. Perkembangan budaya di Jawa
memiliki kedinamisan yang tinggi sehingga saat ini terlihat sudah mulai bergeser baik secara fisik
maupun nilai-nilainya. Pemahaman ruang dalam konteks arsitektur modern-barat tentunya belum
tentu selaras dengan pemahaman ruang dalam konteks arsitektur tradisional Jawa tersebut. Ruang-ruang
arsitektur bangunan modern saat kini berkecenderungan dapat menghilangkan budaya guyub
yang kental dalam tradisi Jawa dan membuat masyarakat menjadi lebih individual seperti tercermin
dalam hunian-hunian golongan menengah ke atas. Berdasarkan aktivitas yang berlangsung pada
bangunan tradisional Jawa, menunjukkan adanya komposisi penataan ruang yang memungkinkan
adanya interaksi dengan lingkungannya sehingga sustainable dan responsif terhadap alam/ iklim.
Massa bangunan dapat dipandang sebagai batas visual penanda ruang, sehingga dapat diolah antara
lain dengan diberi penekanan tertentu seperti penggunaan ornamentasi, dsb.
Di negara Indonesia, sejarah mencatat adanya kemaharajaan bahari yang sempat berjaya
menguasai kepulauan Nusantara bernama Majapahit. Kemaharajaan Majapahit merupakan bukti
pada masa klasik Asia Tenggara bahwa Nusantara pernah menjadi pusat peradaban melayu yang
sangat berpengaruh. Menurut Guru Besar Arkeologi Asia Tenggara National University of
Singapore John N. Miksic jangkauan kekuasaan Majapahit meliputi Sumatera dan Singapura bahkan
Thailand yang dibuktikan dengan pengaruh kebudayaan, corak bangunan, candi, patung dan seni.
Trowulan sendiri merupakan ibukota dan pusat peradaban jawa majapahit. Nagarakretagama
menyebutkan budaya keraton yang adiluhung dan anggun, dengan cita rasa seni dan sastra yang
halus, serta sistem ritual keagamaan yang rumit. Kota ini merupakan pusat upacara upacara kerajaan,
sehingga memiliki bangunan fasilitas perkotaan yang baik. Candi-candi Majapahit berkualitas baik
secara geometris dengan memanfaatkan getah tumbuhan merambat dan gula merah sebagai perekat
batu bata. Contoh candi Majapahit yang masih dapat ditemui sekarang adalah Candi Tikus dan
Gapura Bajang Ratu di Trowulan, Mojokerto. Beberapa elemen arsitektur berasal dari masa
Majapahit, antara lain gerbang terbelah candi bentar, gapura paduraksa (kori agung) beratap tinggi,
dan pendopo berdasar struktur bata. Gaya bangunan seperti ini masih dapat ditemukan dalam
arsitektur Jawa dan Bali. Selain itu ,Trowulan memiliki sistem waduk yang bernama “segaran”, yang
berfungsi sebagai kontrol banjir serta sumber air saat kemarau. Memang tidak bisa dipungkiri,
Trowulan merupakan kawasan urban padat di tepi sungai brantas yang tersohor hingga negeri
seberang.
Penelitian ini berusaha untuk memahami elemen elemen kota kuna Trowulan dan mencari
kekayaan tata ruang kota jawa – hindu ini dan mencari potensi pengembangannya di masa kini,
Penelitian akan dilakukan secara deskriptif argumentatif dengan pendekatan kualitatif melalui
pengkajian pada tata ruang perkotaan Trowulan terhadap Preseden kawasan modern. Penelitian ini
bertujuan menemukan kembali jejak jejak peradaban besar Indonesia sebagai Identitas bangsa . |
en_US |