Abstract:
Setiap tempat memiliki ciri – ciri yang membedakan sebuah tempat dengan yang lain
(spirit of place). Oleh karena itu, lingkungan binaan yang dibuat oleh arsitek semestinya
memperhatikan kearifan dari sebuah tempat agar mencerminkan identitas tempat itu sendiri
pada karyanya. Akan tetapi, akibat perkembangan teknologi konstruksi di era modern,
spirit of place sering luput dari perhatian para pengembang. Penelitian ini menelaah objek
Wisma Salam karya Romo Mangunwijaya di Magelang, Jawa Tengah yang memiliki
cerminan kearifan lokal dan potensi lokal pada arsitekturnya sehingga memiliki suasana
tempat yang berkesan bagi penggunanya. Tujuan dari penelitian ini untuk memahami
hubungan antara pengguna dengan tempat yang terbentuk (sense of place).
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini merupakan deskriptifkualitatif
dengan memamparkan analisa objek berdasarkan teori sense of place. Data – data
yang diambil sebagai bahan analisa merupakan data fisik, data aktivitas pengguna serta
data persepsi pengguna mengenai tempat yang didapat melalui kuesioner dan wawancara
secara triangulasi. Teknik analisa yang dilakukan adalah dengan membandingkan hasil
analisa pengamat dengan hasil yang didapat dari pengambilan data persepsi melalui
responden.
Kesimpulan yang didapat dari penelitian ini adalah terdapat aspek fisik dan non-fisik
yang paling signifikan membentuk sense of place di Wisma Salam antara lain seperti
material, tekstur, dekorasi, kenyamanan pengguna, memori dan fantasi. Pada akhirnya,
sense of place yang terbentuk mendefinisikan identitas tempat Wisma Salam (place
identity) serta memperlihatkan hubungan keterikatan antara pengguna dengan tempat di
Wisma Salam (place attachment).