dc.description.abstract |
Gereja Santa Perawan Maria Ratu (SPMR) terdiri dari dua bangunan yaitu
bangunan lama dan bangunan baru. Adanya dua bangunan ini disebabkan oleh adanya
penambahan bangunan. Melalui kunjungan berkali-kali dan mengikuti kegiatan
peribadatan secara langsung, penulis mengetahui bahwa bangunan baru kini menjadi
wadah baru untuk kegiatan peribadatan utama/kegiatan liturgis. Dengan menempati wadah
yang baru, terdapat perubahan pada kegiatan peribadatan. Perubahan ini merupakan
dampak penambahan bangunan terhadap kegiatan peribadatan di gereja SPMR.
Dalam mengamati dampak penambahan bangunan terhadap kegiatan peribadatan,
penulis mempelajari teori-teori mengenai hubungan antara kegiatan dengan wadahnya.
Digunakan teori Building Task yang terdiri dari aspek functional frame untuk menganalisis
susunan ruang yang mempengaruhi kegiatan peribadatan dan aspek physical control untuk
menganalisis wadah kegiatan peribadatan. Juga teori User Oriented Design untuk meneliti
pertimbangan perancangan wadah agar kegiatan didalamnya mampu berjalan dengan baik.
Untuk mempelajari dampak penambahan bangunan terhadap kegiatan peribadatan,
penulis mendeskripsikan data objek studi sedemikian rupa agar perubahan pada kegiatan
peribadatan akibat penambahan bangunan dapat diketahui. Kemudian dilakukan analisis
terhadap data-data tersebut dengan menggunakan alat analisis yang didapat dari teori.
Melalui analisis, dapat diketahui dampak penambahan bangunan terhadap kegiatan
peribadatan di gereja SPMR.
Penelitian ini menghasilkan kesimpulan bahwa terdapat dampak positif dan negatif
dari penambahan bangunan terhadap kegiatan peribadatan di Gereja SPMR. Dampak
positif yang ditimbulkan yaitu kegiatan peribadatan kini menempati bangunan baru sebagai
wadah baru yang lebih optimal dalam menunjang/mengakomodasi jalannya kegiatan
peribadatan dari berbagai aspek perancangan. Sedangkan dampak negatif yang ditimbulkan
yaitu bahwa kini sebagian umat yang mengikuti perayaan ekaristi di bangunan lama tidak
dapat bertatap muka secara langsung dengan Imam sehingga diperlukan alat bantu berupa
televisi dan speaker. |
en_US |