Penerapan elemen arsitektur gothic pada Gereja Santo Laurensius di Alam Sutera, Serpong

Show simple item record

dc.contributor.advisor Aly, Charles Sudianto
dc.contributor.advisor Sihotang, Jonathan Hans Yoas
dc.contributor.author Hermawati, Sisilia
dc.date.accessioned 2017-11-08T06:27:07Z
dc.date.available 2017-11-08T06:27:07Z
dc.date.issued 2017
dc.identifier.other skp34650
dc.identifier.uri http://hdl.handle.net/123456789/3894
dc.description 5877 - FTA en_US
dc.description.abstract Bila dilihat sekilas, Gereja Santo Laurensius yang terletak di Serpong ini seperti gereja yang dibangun pada masa lampau. Namun, ketika ditelusuri, ternyata gereja ini merupakan gereja baru yang dibangun pada tahun 2007 dengan menerapkan Gaya Arsitektur Gothic pada bangunannya. Penerapan elemen Arsitektur Gothic tidak hanya terlihat dari bagian luar gereja saja, tapi juga pada bagian dalam gereja. Untuk itu, akan diteliti lebih lanjut tentang penerapan elemen Gothic apa saja yang terdapat di objek studi. Elemen Arsitektur Gothic ini terbagi ke dalam beberapa periode berdasarkan perkembangannya, mulai dari Early Gothic, High Gothic, Late Gothic hingga Gothic Revival atau Neo-Gothic. Elemen Arsitektur Gothic memiliki ciri dan karakter yang berbeda di setiap periode perkembangannya. Dalam penelitian ini, dibahas teori-teori tentang elemen Arsitektur Gothic berdasarkan perkembangannya. Pada bagian eksterior Gereja Santo Laurensius terdapat elemen-elemen dekoratif seperti ukiran pada sekeliling dinding, bentuk pointed arch pada jendela dan pintu, serta dua buah menara yang terlihat dari tampak depan gereja. Memasuki bagian interior, terlihat kolom dengan bentuk kolom berkelompok, langit-langit yang berbentuk vault serta elemen lainnya. Ada 17 unsur yang dianalisa dalam penelitian ini. Ketujuh belas unsur ini dirangkum menjadi tiga bagian besar yang meliputi elemen struktural, elemen non-struktural, serta susunan ruang. Analisa penerapan elemen Arsitektur Gothic pada gereja dimulai dengan mendeskripsikan elemen-elemen yang ada pada gereja kemudian dibandingkan dengan elemen Arsitektur Gothic pada periode Gothic yang telah dijabarkan pada bab kedua. Berdasarkan hasil analisa, maka dapat ditemukan bahwa 12 unsur diantara 17 unsur yang dianalisa diadaptasi dari elemen bangunan yang terdapat pada periode Arsitektur Neo- Gothic. Keduabelas unsur tersebut meliputi, landasan kolom, badan kolom, tidak digunakannya flying buttress, atap pelana, pintu, jendela, rose window, ornamen, menara, kaca patri, sculpture serta susunan ruang. Dengan demikian, dapat disimpulkan sebagian besar elemen pada bangunan mendapat pengaruh dari Arsitektur Gothic pada periode Neo- Gothic. en_US
dc.publisher Program Studi Arsitektur Fakultas Teknik - UNPAR en_US
dc.subject Gothic en_US
dc.subject periode en_US
dc.subject elemen en_US
dc.subject arsitektur en_US
dc.subject Neo-Gothic en_US
dc.title Penerapan elemen arsitektur gothic pada Gereja Santo Laurensius di Alam Sutera, Serpong en_US
dc.type Undergraduate Theses en_US
dc.identifier.nim/npm NPM2013420106
dc.identifier.nidn/nidk NIDN0415125401
dc.identifier.nidn/nidk NIDN0425097903
dc.identifier.kodeprodi KODEPRODI611#Arsitektur


Files in this item

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record

Search UNPAR-IR


Advanced Search

Browse

My Account