Abstract:
Perelokasian masyarakat yang bertempat tinggal di area bantaran sungai ke rumah susun
dilaksanakan sebagai bagian dari program normalisasi kali Ciliwung untuk mengurangi masalah
banjir di DKI Jakarta. Pada tahun 2015, Pemerintah Daerah DKI Jakarta melakukan perpindahan
masyarakat Kampung Pulo ke Rusunawa Jatinegara Barat. Namun pada kenyataannya, terjadi
perbedaan populasi dan gaya hidup masyarakat antara target penghuni ketika proses mendesain
bangunan dengan penghuni yang sebenarnya direlokasi sehingga terjadi ketidaksesuaian
karakteristik antarpenghuni. Oleh karena itu, jumlah penghuni yang tinggal pada unit hunian rumah
susun umumnya melebihi kapasitas ideal yang seharusnya ditampung sehingga mempengaruhi
fungsi dan kenyamanan gerak unit hunian pada rumah susun.
Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif dengan
melakukan pemetaan dan pengelompokan fungsi ruang unit hunian dan perletakan perabot ruangdalam
unit hunian, kemudian membandingkannya dengan antopometri manusia, serta mengkaji
kegiatan dan persepsi penghuni di dalam unit hunian Rusunawa Jatinegara Barat.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menjawab pertanyaan penelitian dengan menganalisa
pengaruh jumlah penghuni terhadap fungsi dan kenyamanan gerak unit hunian Rumah Susun
Jatinegara Barat. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan saran dalam perkembangan desain
rumah susun yang ditujukan untuk masyarakat hasil relokasi bantaran sungai di Jakarta agar dapat
memenuhi fungsi hunian dan kenyamanan gerak ruang hunian vertikal lebih baik.
Fungsi dan kenyamanan gerak pada unit Rusunawa Jatinegara Barat nyatanya selain
dipengaruhi oleh jumlah penghuni tinggal dalam unit hunian, juga merupakan konsekuensi dari
kegiatan penghuni yang tinggal pada unit hunian dalam satuan waktu tertentu, luasan unit hunian
yang terbatas, perletakkan dan jumlah perabot yang dimiliki penghuni, dan batasan legalitas
kepemilikan dan pengelolaan unit rusunawa.