dc.description.abstract |
Pada dasarnya terdapat dua macam proses terbentuknya permukiman yaitu
permukiman yang terbentuk secara terencana dan tidak terencana (spontan) yang dikenal
dengan sebutan kampung-kota. Kota Bandung yang sedang mengalami pembangunan
khususnya pada sektor perumahan pun tidak lepas dari keberadaan kampung-kota.
Keterbatasan ruang dan fasilitas pada kampung-kota mengakibatkan adanya penyesuaian
aktivitas warga dengan ruang yang ada. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui
bagaimana setting fisik pada Kampung Sangiang Santen dan Kampung Cicukang
mempengaruhi penggunaan ruang yang terjadi di ruang luar.
Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah kualitatif dengan melakukan
pengamatan lapangan untuk memperoleh data terkait penggunaan ruang pada Jalan Kiputih
Dalam (Kampung Sangiang Santen) dan Jalan Cicukang 2 (Kampung Cicukang). Pemetaan
aktivitas yang dilakukan pada tiga periode waktu (pagi, siang, dan sore hari) digunakan
sebagai dasar untuk menentukan area yang akan diteliti. Data aktivitas yang dikumpulkan
pada area yang dipilih kemudian dianalisis terkait dengan setting fisik yang mempengaruhi
penggunaan ruang.
Aktivitas yang berlangsung di ruang luar pada Kampung Sangiang Santen dan
Kampung Cicukang tidak terlepas dari elemen-elemen yang ada didalam setting fisik
berupa elemen fixed, semi-fixed, dan non-fixed. Selain itu, penggunaan ruang pun
dipengaruhi oleh keberadaan elemen pengolahan bidang dasar, elemen pembayangan, dan
street furniture. |
en_US |