dc.description.abstract |
Negara Indonesia terletak pada kawasan Cincin Api Pasifik dan pertemuan tiga lempeng
aktif sehingga menjadi negara yang rawan bencana alam. Tingkat kerentanan dan seringnya terjadi
bencana alam di Indonesia menyebabkan tingginya kebutuhan akan shelter darurat (Emergency
Shelter) yang merupakan salah satu fasilitas vital dalam rangka penanggulangan bencana. Selain
harus memenuhi seluruh persyaratan dan standar teknis yang berlaku, shelter darurat bencana pun
harus memenuhi kriteria efisiensi antara lain dalam aspek packability dan constructability.
Penelitian ini memfokuskan pada kajian tentang shelter darurat yang menggunakan
teknologi pop-up mengingat pentingnya kecepatan pengadaan pada masa tanggap darurat bencana.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi rancangan emergency shelter yang paling
efisien dan mengidentifikasi faktor-faktor penentu efisiensi pada rancangan shelter tersebut, terkait
aspek packability dan constructability. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah analisa
deskriptif komparatif terhadap 14 jenis shelter berteknologi pop-up yang dipilih berdasarkan
keberagaman tipe, rancangan bentuk, sistem struktur, metoda membangun, dan penggunanya.
Variabel efisiensi yang dibahas terkait pada waktu dan tenaga yang dibutuhkan selama proses
pengiriman, pembangunan, dan penyimpanan shelter.
Hasil penelitian ini mengungkapkan bahwa terdapat sepuluh tipe shelter darurat yang terdiri
atas rancangan bentuk tenda, kontainer, kombinasi, dan atap segitiga; sistem konstruksi bongkar-pasang,
lipat, pneumatik, dan hidrolik; tenaga manusia, mesin, dan komputer, serta shelter
individual, keluarga, dan komunal.
Penelitian ini juga menemukan bahwa nilai efisiensi packability yang paling tinggi terdapat
pada tipe tenda keluarga dengan sistem bongkar pasang, sedangkan rancangan bentuk kontainer
dengan sistem hidrolik dan tenaga mesin memiliki nilai efisiensi packability yang paling rendah.
Nilai efisiensi constructability yang paling tinggi dicapai oleh rancangan bentuk kontainer dengaan
sistem hidrolik dan metoda komputer, sedangkan rancangan bentuk tenda komunal dengan sistem
bongkar pasang memiliki nilai efisiensi constructability yang paling rendah. Dengan demikian,
dapat disimpulkan bahwa tipologi rancangan bentuk dan tipologi pengguna tidak menentukan
tingkat efisiensi, baik pada tahap packability maupun pada tahap constructability, sedangkan
tipologi sistem struktur dan metoda membangun mempengaruhi tingkat efisiensi tahap
constructability, namun tidak menentukan tingkat efisiensi pada tahap packability.
Faktor-faktor penentu tingginya tingkat efisiensi packability pada pop-up shelter adalah
kemasan yang sebaiknya memiliki permukaan datar dan kaku serta penggunaan material agar
dapat ditumpuk selama penyimpanan, kemasan shelter sebaiknya memiliki roda untuk
mempermudah proses bongkar-muat, dan dimensi kemasan yang memiliki fleksibilitas moda
transportasi. Faktor-faktor penentu tingginya tingkat efisiensi constructability pada pop-up shelter
adalah penggunaaan rancangan sistem yang menjadi satu kesatuan antara kemasan dan struktur
shelter, meminimalkan jumlah dan jenis komponen dengan menggunakan sistem konstruksi lipat,
pneumatik, atau hidrolik, serta memanfaatkan kemajuan teknologi komputerisasi untuk
menghemat tenaga dan waktu konstruksi. |
en_US |