Inkulturasi arsitektur pada bangunan Gereja HKBP Tebet di Jakarta

Show simple item record

dc.contributor.advisor Fauzy, Bachtiar
dc.contributor.author Ekawati, Friska Silvia
dc.date.accessioned 2017-11-08T03:14:45Z
dc.date.available 2017-11-08T03:14:45Z
dc.date.issued 2017
dc.identifier.other skp34655
dc.identifier.uri http://hdl.handle.net/123456789/3878
dc.description 5882 - FTA en_US
dc.description.abstract Agama Kristen Protestan masuk ke Indonesia saat masa penjajahan Belanda. Penyebaran agama Kristen Prostestan di Indonesia melibatkan inkulturasi, yaitu upaya penyisipan nilai-nilai agama Kristen ke dalam kebudayaan lokal, sehingga agama akan lebih mudah diterima oleh penduduk lokal. Inkulturasi ditandai oleh adanya transformasi. Transformasi merupakan tahapan final dari penyesuaian antara agama dan kebudayaan. Perwujudan inkulturasi dapat dilihat dari liturgi yang tercermin dalam ruang liturginya, dan lebih lanjut tercermin dalam arsitektur gereja. Penelitian ini bertujuan untuk mencari makna dari inkulturasi dan menyingkap karakteristik dan elemen pembentuk dari gereja hasil inkulturasi, serta melihat penerapan inkulturasi. Dengan demikian, akan didapatkan gambaran lebih mendetail mengenai inkulturasi arsitektur pada bangunan gereja. Dalam penelaahan objek, pertama dilakukan studi lapangan terhadap objek studi yaitu Gereja HKBP Tebet di Jakarta berupa pengumpulan data-data seperti foto, ukuran, dan wawancara. Kemudian dilakukan studi literatur untuk mempelajari mengenai liturgi gereja dan arsitektur Batak Toba. Hasil dari studi lapangan dan studi literatur kemudian dianalisis. Analisis dilakukan untuk mencari inkulturasi yang dilihat dari korelasi antara ruang liturgi dan arsitektur Batak Toba melalui intensi dalam arsitektur yang terdiri dari bentuk, teknik, semantik. Dari penelitian ini didapat makna dan penerapan inkulturasi pada Gereja HKBP Tebet. Berdasarkan hasil analisis didapatkan bahwa pada Gereja HKBP Tebet tejadi inkulturasi. Bukti dari inkulturasi ini tercermin dari adanya transformasi pada rumah adat Batak Toba agar sesuai dan mampu mengakomodasi nilai-nilai gereja. Walaupun ide bentuk berasal dari rumah adat Batak Toba, Gereja HKBP Tebet mampu menunjukkan dirinya sebagai sebuah bangunan yang berfungsi sebagai tempat beribadah, bukan tempat tinggal. Penelitian ini bermanfaat bagi para praktisi, akademisi, dan masyarakat luas. Penelitian ini diharapkan mampu memberikan pengetahuan dan gambaran lebih mendetail mengenai inkulturasi sehingga selanjutnya dapat digunakan dalam proses perancangan. en_US
dc.publisher Program Studi Arsitektur Fakultas Teknik - UNPAR en_US
dc.subject inkulturasi en_US
dc.subject liturgi en_US
dc.subject konteks budaya en_US
dc.title Inkulturasi arsitektur pada bangunan Gereja HKBP Tebet di Jakarta en_US
dc.type Undergraduate Theses en_US
dc.identifier.nim/npm NPM2013420045
dc.identifier.nidn/nidk NIDN0425096001
dc.identifier.kodeprodi KODEPRODI611#Arsitektur


Files in this item

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record

Search UNPAR-IR


Advanced Search

Browse

My Account