Upaya penurunan nilai OTTV pada Gedung 45 Universitas Katolik Parahyangan Bandung sesuai kriteria GREENSHIP NB 1.2

Abstract

Dewasa ini, pembangunan gedung terus meningkat. Pembangunan yang dilakukan harus mempertimbangkan aspek keberlanjutannya. Upaya untuk mendukung pembangunan yang berkelanjutan, salah satunya dilakukan oleh Green Building Council Indonesia yang merupakan lembaga non-pemerinah dan berperan untuk memberikan rating/penilaian mengenai bangunan hijau yang mencakup bangunan komersial, perkantoran, rumah, dan bangunan perguruan tinggi. UNPAR merupakan salah satu perguruan tinggi yang memiliki konsep Green Campus. Konsep ini sebaiknya diterapkan pada seluruh gedung yang akan berdiri di lingkungan kampus UNPAR. Gedung 45 merupakan salah satu bangunan yang baru berdiri, tetapi setelah dilakukan penilaian terkait dengan bangunan hijau, gedung ini masih belum memenuhi kriteria bangunan hijau. Salah satu kriteria yang belum terpenuhi adalah nilai OTTV bangunan yang berasal dari perencanaan selubung bangunan. Oleh karena itu diperlukan penelitian terkait dengan upaya penurunan nilai OTTV pada Gedung 45. Nilai OTTV dapat diturunkan dengan mengubah material, memperpanjang peneduh bangunan, dan menurunkan nilai WWR pada bangunan. Penelitan ini bertujuan untuk mengetahui aspek yang paling efektif untuk menurunkan nilai OTTV dan penerapannya pada Gedung 45 UNPAR Bandung tanpa mengganggu aspek pencahayaan alami. Metoda penelitian yang digunakan yaitu simulasi komputer untuk menghitung nilai pencahayaan alami pada bangunan dan menghitung nilai OTTV pada bangunan. Jenis penelitian yang dilakukan yaitu penelitian kuantitatif. Hasil penelitian akan dibandingkan dengan data baseline nilai OTTV dan nilai pencahayaan alami pada bangunan. Keluaran dari hasil penelitian ini adalah deskripsi terkait dengan hasil upaya penurunan nilai OTTV pada Gedung 45. Hasil penelitian menunjukan bahwa menurunkan nilai WWR merupakan aspek yang paling efektif dan efisien secara ekonomi tetapi mempengaruhi fasad dan mengurangi iluminasi cahaya alami pada bangunan. Optimalisasi material bangunan tidak mengganggu fasad dan iluminasi cahaya alami pada bangunan tetapi menimbulkan material sisa dan biaya yang lebih besar. Optimalisasi panjang peneduh untuk mengurangi nilai OTTV kurang efektif karena efektifitas peneduh akan semakin berkurang apabila panjang peneduh semakin besar. Hasil simulasi menunjukan bahwa berdasarkan penurunan variabel WWR, nilai OTTV Gedung 45 dapat di turunkan hingga mencapai tingkat 28.62 W/m2 dan luas lantai dengan iluminasi pencahayaan alami lebih dari 300 lux sebesar 39.2% pada lantai 1 dan 30.3% pada lantai 1A. Upaya penurunan nilai OTTV tersebut dapat meningkatkan nilai Gedung 45 sebesar 5 poin berdasarkan standard GREENSHIP NB 1.2. Optimalisasi bukaan dapat dilakukan dengan mempertimbangkan fungsi ruang dalam dan modul bukaan. Apabila dilakukan penurunan berdasarkan variabel material bangunan, maka nilai OTTV dapat diturunkan hingga 29.78 W/m2 dan membutuhkan material bukaan dengan nilai Uf maksimum sebesar 1.8 W/m2.K