Abstract:
Objek penelitian ini adalah pelaksanaan fraud risk assessment pada siklus
persediaan dan pergudangan di PT. Smithindo Mitra Mandiri (selanjutnya disebut
Perusahaan) yang merupakan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Perusahaan ini
berdiri sejak tahun 2011 dan bergerak di bidang retail clothing yang menjual produk fashion
apparel seperti baju, celana, sepatu, dompet, sabuk, dan topi. Dalam penelitian ini, masalah
yang dibahas adalah apakah terdapat risiko signifikan yang dapat memicu terjadinya fraud
pada siklus persediaan dan pergudangan dan apakah pengendalian internal Perusahaan dapat
mengurangi dan meminimalisir kemungkinan terjadinya risiko fraud. Tujuan dari penelitian
ini adalah untuk mengidentifikasi risiko fraud apa saja yang dihadapi Perusahaan pada siklus
persediaan dan pergudangan berdasarkan penerapan prosedur fraud risk assessment dan
untuk menganalisis apakah pengendalian internal Perusahaan dapat mengurangi risiko
terjadinya kecurangan yang teridentifikasi pada siklus persediaan dan pergudangan.
Kerangka pemikiran yang menjadi landasan dalam penyelesaian masalah
dimulai dari definisi perusahaan, kemudian penjabaran mengenai Usaha Mikro Kecil dan
Menengah (UMKM), kewajiban sebuah perusahaan dalam membayar pajak dan menyajikan
laporan keuangan yang memadai, mengetahui jenis-jenis risiko yang dapat menyebabkan
terjadinya salah saji pada laporan keuangan, dan pelaksanaan fraud risk assessment untuk
menganalisis faktor yang menyebabkan terjadinya risiko kecurangan di perusahaan.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif
analitis. Penelitian deskriptif ini dirancang untuk mengumpulkan data yang menggambarkan
karakteristik dari orang, peristiwa, atau situasi. Data yang diperlukan dalam penelitian ini
diperoleh melalui observasi, wawancara, studi pustaka, dan kuesioner.
Berdasarkan hasil pelaksanaan fraud risk assessment, dapat disimpulkan
bahwa Perusahaan memiliki beberapa risiko signifikan yang dapat memicu terjadinya
kecurangan yaitu karyawan yang mendapatkan tekanan pekerjaan dan memiliki masalah
keuangan yang mendorong karyawan untuk melakukan pencurian. Kemudian karyawan
merasa Perusahaan berhutang kepadanya karena telah bekerja melebihi job description yang
ditentukan. Akan tetapi, Perusahaan memiliki pengendalian internal yang dapat mengurangi
beberapa risiko fraud yang teridentifikasi, yaitu (1) sistem yang ada di Perusahaan telah
merekam seluruh transaksi dan pencatatan persediaan, (2) adanya pemisahan fungsi dan
wewenang otorisasi, (3) adanya prosedur stock opname yang dilakukan secara berkala, (4)
gudang dengan akses terbatas dan dilengkapi gembok sebagai pengaman, (5) Perusahaan
menyediakan loker bagi karyawan agar tidak membawa masuk tas mereka selama bekerja,
(6) mempekerjakan satpam untuk menjaga masuk dan keluarnya karyawan maupun barang,
(7) Perusahaan dilengkapi dengan kamera CCTV untuk pengawasan, serta (8) pemberian
sanksi yang tegas terhadap karyawan yang melakukan tindakan fraud atau melanggar
peraturan. Saran bagi Perusahaan adalah (1) melakukan prosedur pengawasan dengan sistem
inspeksi mendadak, (2) melakukan pemisahan fungsi yang memadai antara pencatatan,
penerimaan, dan penyimpanan barang, (3) memerintahkan stock supervisor untuk melakukan
pemeriksaan atas transaksi/prosedur yang telah dilakukan oleh pihak gudang secara berkala
serta ikut menemani prosedur stock opname yang dilakukan, dan (4) penambahan audit
internal yang independen untuk mengawasi pengendalian Perusahaan serta mendeteksi
apabila ada kemungkinan terjadinya fraud karena Perusahaan belum memiliki fungsi audit
internal di dalamnya.