Abstract:
Berkembangnya industri ritel tanah air menciptakan pasar yang besar bagi pelaku bisnis, khususnya yang menargetkan masyarakat golongan menengah ke atas. Nama Papaya dan Junction 8 merupakan dua supermarket di Bandung yang memiliki tingkat brand-recall tinggi berdasarkan wawancara terhadap 30 orang responden kelompok Generasi Y. Dengan jumlah yang tinggi serta gaya hidup konsumtif, Generasi Y memilikki buying-power yang besar dan potensial sehingga berdasarkan fakta tersebut penulis tertarik untuk meneliti faktor-faktor yang memengaruhi keputusan pembelian konsumen Generasi Y dalam berbelanja di supermarket.
Penelitian menggunakan metode survey dimana populasi yang digunakan adalah masyarakat Generasi Y Kota Bandung yang pernah mengunjungi Papaya dan Junction 8. Sampel penelitian sejumlah 384 orang diambil menggunakan metode non-probability sampling dengan pendekatan purposive sampling. Data yang dikumpulkan dengan menyebarkan kuesioner diolah secara deskriptif dan menggunakan alat statistik berupa software SPSS.
Dalam penelitian ini, Bauran Ritel yang terdiri dari product assortment, lokasi, harga, bauran promosi, pelayanan terhadap konsumen, dan store display merupakan variabel independen, dan Keputusan Pembelian berperan sebagai variabel dependen. Hipotesis yang dibangun diuji menggunakan analisis linear berganda untuk mengetahui hasil penelitian. Dimensi lokasi, harga, dan bauran promosi merupakan dimensi yang memengaruhi keputusan pembelian konsumen di Papaya, sedangkan dimensi bauran promosi, product assortment, dan store display merupakan dimensi yang memengaruhi keputusan pembelian konsumen di Junction 8. Papaya memiliki skor lebih tinggi di seluruh dimensi terkecuali product assortment. Secara umum, konsumen Generasi Y di Kota Bandung lebih memilih Papaya ketimbang Junction 8, sehingga implementasi konsep supermarket Jepang disarankan bagi pemasar. Selain itu, dimensi bauran promosi di kedua supermarket juga penting ditinjau lebih dalam sebagai dimensi yang berpengaruh di kedua supermarket.