dc.description.abstract |
Sejak tahun 2015, Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo, merencanakan untuk melakukan pembangunan infrastruktur secara besar-besaran mengingat kondisi infrastruktur di Indonesia yang perlu dikembangkan karena masih banyak daerah yang tertinggal secara infrastruktur, pertumbuhan ekonomi yang belum merata, dan kondisi infrastruktur negara yang belum cukup memadai dibandingkan dengan negara lain berdasarkan hasil penilaian Global Competitiveness Index (GCI) dalam World Economic Forum (WEF) tahun 2016. Untuk dapat melakukan pembangunan infrastruktur tersebut memerlukan jumlah dana sebesar Rp 5.519,4 triliun. Namun dari jumlah tersebut, pemerintah hanya mampu menutup sekitar 40,1% saja. Agar dapat menutup seluruh dana tersebut, pemerintah mengharapkan partisipasi perusahaan sektor infrastruktur khususnya kepada perusahaan swasta yang ada di sektor tersebut. Dari partisipasi tersebut, tentunya perusahaan-perusahaan baik -BUMN maupun perusahaan-perusahaan swasta dapat menggunakan berbagai sumber dana seperti salah satunya meminjam dana dari pihak eksternal (hutang).
Berbagai pertimbangan perusahaan dengan adanya hutang yaitu bahwa hutang dapat menghasilkan suatu pengaruh keuangan (financial leverage) yang dapat menghasilkan tingkat pengembalian yang lebih besar dan hal ini dapat membuat para investor tertarik. Namun, di sisi lain, hutang dapat mendatangkan risiko seperti perusahaan tidak mampu membayarkan hutang jatuh tempo. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan dan menjelaskan pengaruh financial leverage yang diukur dengan indikator kinerja solvabilitas yaitu: DR dan TIE terhadap salah satu indikator kinerja profitabilitas perusahaan yaitu EPS terhadap perusahaan-perusahaan sektor infrastruktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode tahun 2013-2016.
Metode penelitian yang digunakan adalah descriptive study. Pengumpulan data yang dilakukan di dalam penelitian ini adalah dengan melakukan studi dokumentasi terhadap 38 laporan keuangan yang sudah diaudit dan berasal dari sampel sebanyak 38 perusahaan infrastruktur yang terpilih dengan menggunakan metode judgement sampling, yang termasuk ke dalam kategori purposive sampling. Penelitian ini melakukan analisis statistik deskriptif yang menghitung nilai maksimum, minimum, rata-rata, standar deviasi, range dan persentil serta analisis statistik inferensial yang melakukan uji asumsi klasik, uji t, uji f, analisis regresi berganda, serta koefisien determinasi.
Berdasarkan hasil analisis statistik deskriptif, menunjukan bahwa nilai DR perusahaan infrastruktur secara rata-rata menunjukan tren yang meningkat pada periode tahun 2013--2016. Nilai TIE dan EPS menunjukan tren yang cenderung menurun pada periode tahun 2013--2016. Selain itu dari hasil analisis statistik inferensial menyatakan bahwa bahwa secara parsial variabel dependen DR tidak berpengaruh secara signifikan terhadap EPS. Di samping itu Variabel dependen TIE secara parsial memiliki pengaruh yang signifikan dan positif terhadap EPS. Oleh karena itu perusahaan di sektor infrastruktur dapat senantiasa memperhatikan nilai TIE karena sangat berperan menentukan tingkat profitabilitas perusahaan. Selain itu hasil dari uji f menunjukan bahwa variabel dependen DR dan TIE secara simultan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap EPS. |
en_US |