Abstract:
Pentingnya melakukan hedging (lindung nilai) terutama bagi perusahaan yang sering atau selalu melakukan ekspor dan impor barang adalah untuk melindungi keuangan perusahaan dari kemungkinan atau risiko terjadinya fluktuasi kurs valuta asing karena setiap transaksi keuangan internasional selalu melibatkan minimal dua mata uang asing. Kurs valuta asing setiap tahunnya akan selalu mengalami apresiasi atau depresiasi dan tidak dapat diam di satu kondisi maka dari itu hedging digunakan untuk melindungi perusahaan dari kerugian akibat selisih nilai tukar mata uang.
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh variabel debt equity ratio (DER), financial distress, growth opportunity, liquidity dan firm size terhadap penggunaan instrumen derivatif sebagai sarana pengambilan keputusan hedging. Populasi dan sampel perusahaan diklasifikasikan sebagai perusahaan sektor manufaktur sub sektor automotive and allied products dengan data tahunan diperoleh dari Bursa Efek Indonesia pada periode 2011 hingga 2015, berdasarkan Indonesia Capital Market Directory 2015. Untuk memperoleh hasil penelitian yang valid, teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode purposive sampling sehingga diperoleh sampel sebanyak 10 perusahaan. Penelitian ini bermaksud melanjutkan penelitian yang telah dilakukan oleh Putro (2012) dengan objek penelitian yaitu perusahaan manufaktur sub sektor automotive and allied products pada periode 2006-2010.
Berdasarkan pada statistik deskriptif maka diperoleh hasil rata-rata, simpangan baku, nilai minimum dan nilai maksimum dari masing-masing variabel penelitian. Pada uji multikolinearitas didapat hasil bahwa kelima variabel independen telah lulus syarat tolerance dengan menunjukkan hasil lebih besar dari 0,1 dan juga kelima variabel independen telah lulus syarat variance inflation factor (VIF) dengan hasil berupa nilai yang menunjukkan lebih kecil dari 10,00. Maka dari itu kelima variabel dinyatakan telah lulus uji multikolinearitas yang artinya tidak terjadi multikolinearitas antar variabel independen.
Pengujian hipotesis menggunakan model logistic regression dimana variabel dependen berbentuk kategori. Kategori tersebut adalah perusahaan yang menerapkan kebijakan hedging dan perusahaan yang tidak menerapkan kebijakan hedging. Pengujian menggunakan logistic regression hanya melakukan analisis Overall Model Fit, Uji Cox and Snell`s R Square - Nagelkerke`s R Square, Hosmer and Lemeshow Goodness of Fit Test, Classification Table dan Model Summary sehingga tidak memerlukan uji normalitas.
Hasil dari penelitian ini memberikan bukti empiris bahwa DER, financial distress dan firm size berpengaruh positif dan signifikan terhadap probabilitas perusahaan menerapkan kebijakan hedging sementara variabel growth opportunity dan liquidity tidak berpengaruh signifikan terhadap probabilitas perusahaan menerapkan kebijakan hedging. Dengan tingkat signifikan yang dipakai adalah 0,05. Selain itu diperoleh nilai nagelkerke R square sebesar 39%. Ini berarti sebesar 61% dijelaskan oleh variabel lain di luar model. Hasil yang sejalan dengan Putro (2012) adalah variabel DER dan firm size berpengaruh signifikan terhadap keputusan hedging. Sedangkan variabel yang berpengaruh signifikan namun tidak saling mendukung adalah variabel financial distress dan growth opportunity.
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah perusahaan menjadi dapat mencegah risiko yang mungkin terjadi akibat selisih kurs mata uang asing dengan cepat dan tepat. Perusahaan juga menjadi tahu bagian yang harus diperhatikan dalam melakukan transaksi keuangan internasional agar terhindar dari kerugian. Dan investor menjadi mudah dalam menilai perusahaan sebelum melakukan investasi, agar terhindar dari risiko kerugian.