Abstract:
Pertumbuhan ekonomi Indonesia dipengaruhi oleh belanja negara melalui pembangunan infrastruktur dan harga komoditi global yang membaik. Salah satu konsumsi yang meningkat adalah konsumsi dalam bentuk teknologi. Barang-barang teknologi kini bukan lagi menjadi kebutuhan tersier, terjadi pergeseran perilaku konsumen menjadikannya salah satu kebutuhan pokok. Salah satunya adalah penggunaan AC (Air Conditioner).
Tingkat permintaan AC menyebabkan tingginya persaingan perusahaan-perusahaan di bidang jasa dan penjualan AC, salah satunya adalah kepada PT. Berhasil Beruntung Bersama (PT. BBB). Cara yang digunakan oleh PT. BBB dalam menarik perhatian konsumen adalah dengan menggunakan sistem penjualan secara kredit, namun pelanggan PT. BBB cenderung lama dalam membayarkan piutangnya yang mencapai sampai dengan 88 hari di mana kebijakan piutang perusahaan sendiri adalah 30 hari sedangkan jumlah penjualan kredit memiliki kisaran antara 44% - 96% dari total penjualan setiap bulannya. Hal ini menyebabkan piutang yang dimiliki oleh PT. BBB memiliki jumlah yang besar dan cenderung meningkat sehingga pada penelitian ini penulis tertarik untuk meneliti mengenai peranan manajemen piutang terhadap kinerja keuangan PT. Berhasil Beruntung Bersama (BBB).
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif, karena peneliti melakukan pengumpulan data nyata dan menganalisa sehingga penliti dapat memberikan gambaran mengenai fenomena yang dialami dan memberikan usulan. Data yang digunakan merupakan data primer dan data sekunder dengan teknik pengumpulan data berupa wawancara, observasi, dan pengumpulan data keuangan perusahaan.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa kinerja manajemen piutang PT. BBB pada periode Oktober 2015- Oktober 2016 belum berjalan dengan baik. Hal ini disebabkan karena tidak adanya denda bagi dan kurang tegasnya pihak perusahaan dalam melakukan penagihan bagi konsumen yang membayar utang lewat dari jatuh tempo. Berdasarkan hal tersebut peneliti menyarankan kebijakan kredit baru yang berupa 2/10, n/60, pemberian potongan harga sebesar 2% kepada pelanggan yang melakukan pembayaran dalam waktu 10 hari dan denda sebesar 5% kepada pelanggan yang melakukan pembayaran lebih dari 60 hari dan melakukan analisa serta perhitungan rasio dan arus kas sebelum dan sesudah ditetapkan kebijakan baru.
Hasil perhitungan memiliki peranan untuk membuktikan terdapatnya peningkatan rasio profitabilitas pada Marjin Laba kotor, Laba bersih, Laba operasi, penurunan rasio solvabilitas pada rasio utang , dan peningkatan pada saldo arus kas perusahaan sebesar Rp 1,914,428 – Rp 21,680,104.