dc.description.abstract |
Perkembangan dunia kuliner di Indonesia semakin pesat. Salah satu kategori bisnis kuliner adalah bisnis makanan ringan atau dapat dikenal dengan bisnis repacking snack. Bisnis ini dapat dijalankan dengan modal yang kecil, dan peluangnya cukup besar bagi yang ingin membuat bisnis repacking snack ini, karena proses yang tidak rumit dan dapat dijalankan oleh siapapun. Makanan ringan yang akan dikemas ulang harus dijaga kualitas produknya.
Salah satu bisnis repacking snack yaitu Toko Snack X, dan telah membuka 3 cabang toko di kota Bandung. Toko pertama berlokasi di Kiaracondong, Toko kedua berlokasi di Derwati dan Toko ketiga berlokasi di Ciwastra. Untuk sistem pelaporan di setiap cabang, pemilik Toko Snack X telah menentukan seorang kepala toko yang bertugas membuat laporan keuangan maupun laporan operasional toko, serta bertugas untuk melaporkannya kepada manager. Selanjutnya, manager tersebut bertugas untuk membuat laporan penggabungan pelaporan dari 3 cabang toko yang kemudian diserahkan kepada pemilik toko.
Sistem pelaporan yang dilakukan selama ini dalam penginputan data ada laporan data pemasukan dan data pengeluaran, data pengeluaranpun tidak dijelasan secara rinci, laporan neraca dan laporan laba dan rugi belum disusun. Dampaknya, pemilik tidak dapat mengetahui berapa biaya maupun keuntungan yang dihasilkan dari masing-masing toko. Dengan sistem yang dilakukan Toko Snack X, dimana tidak dilakukan pemisahan terhadap biaya maupun keuntungan di masing-masing toko, maka pemilik kesulitan dalam melakukan kontrol terhadap biaya-biaya yang telah dikeluarkan dan tidak dapat mengetahui besarnya keuntungan dari masing-masing toko.
Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif. Teknik pengumpulan data dengan observasi mengunjungi toko untuk melihat kegiatan di toko, wawancara yaitu melakukan tanya jawab kepada pemilik toko serta memperoleh dokumen perusahaan yaitu laporan keuangan.
Laporan keuangan usulan menunjukkan adanya pencatatan biaya-biaya yang terpisah untuk memudahkan pemilik toko sehingga pemilik dapat mengambil tindakan, terutama jika ada peningkatan pada biaya-biaya tersebut. Ada pemisahan biaya-biaya yang sebelumnya tidak dicantumkan dalam laporan keuangan yang dibuat oleh toko. Ada kolom pemasukan, kolom harga pokok penjualan, dan biaya-biaya campuran yang dipisahkan menjadi biaya makan, biaya bulanan, untuk pemilik, biaya gaji pegawai, iuran wajib, biaya air, biaya listrik, biaya beli gas, biaya lain-lain. Kinerja keuangan Toko Snack X dengan melakukan perhitungan laporan laba/rugi dan analisa rasio menunjukkan bahwa kinerja cabang 2 lebih baik dari cabang 3 dan cabang 3 lebih baik dari cabang 1, walaupun pengeluaran cabang 2 lebih banyak dari cabang lainnya tetapi pendapatan yang diperoleh dapat menutupi biaya-biaya tersebut sehingga laba yang diperoleh lebih baik dari cabang lainnya. Perhitungan pajak bagi Toko Snack X menggunakan tarif final 1% yang diatur PP Nomor 46 Tahun 2013 karena peredaran bruto bagi Toko Snack X dibawah Rp 4.800.000.000 milyar. Dengan rumus PPh terutang = 1% x peredaran bruto (omzet).
Toko snack X dapat memperbaiki sistem pelaporan keuangan dengan merinci biaya-biaya secara lebih terperinci. Hal ini akan lebih memudahkan bagi pemilik dalam memahami pelaporan keuangan tokonya dan juga memudahkan pemilik dalam melakukan kontrol. Toko snack X dapat mulai mempertimbangkan untuk membayar pajak dengan tarif final 1% yang diatur PP Nomor 46 Tahun 2013. |
en_US |