Abstract:
Dewasa ini, konsumen mulai memikirkan seberapa banyak pengorbanan yang harus mereka keluarkan untuk mendapatkan produk tersebut. Ketika konsumen merasa apa yang mereka dapatkan bisa setara atau bahkan lebih tinggi daripada apa yang mereka korbankan, maka konsumen akan kembali membeli produk tersebut. Itulah yang disebut dengan customer perceived value. Pada tahun pertamanya, Fuku Ramen memiliki banyak konsumen Akan tetapi dengan bermunculannya restoran ramen lain, konsumen mulai beralih dan meninggalkan Fuku Ramen. Salah satu restoran yang populer adalah Hakata Ikkousha.
Berdasarkan paparan diatas, penulis melakukan penelitian untuk membandingkan pengaruh customer perceived value terhadap niat beli ulang konsumen pada Fuku Ramen dan Hakata Ikkousha. Metode penelitian yang digunakan adalah explanatory. Populasi dalam penelitian ini adalah masyarakat kota Bandung. Sampel yang diambil adalah 120 orang masyarakat kota Bandung yang berusia 15-40 tahun yang pernah makan di Fuku Ramen dan Hakata Ikkousha dalam waktu 1 tahun terakhir. Data dianalisis menggunakan analisis central tendency mean untuk mengukur 3 dimensi customer perceived value: emotional value, quality function value, dan price function value, dan tingkat niat beli ulang. Teknik analisis regresi linier berganda akan digunakan disertai dengan uji asumsi klasik dan uji hipotesis untuk mengetahui pengaruh customer perceived value terhadap niat beli ulang. Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh kesimpulan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara dimensi emotional value dan quality function value pada Fuku Ramen dan Hakata Ikkousha. Sementara untuk dimensi price function value dan variabel Y (niat beli ulang) tidak terdapat perbedaan antara kedua restoran. Persepsi konsumen pada ketiga dimensi variabel X dan variabel Y baik, akan tetapi menurut persepsi konsumen semua dimensi variabel X dan variabel Y Hakata Ikkousha lebih baik daripada Fuku Ramen
Berdasarkan kesimpulan tersebut, penulis menyarankan Fuku Ramen untuk meningkatkan kualitas makanan yang dijual di Fuku Ramen, selain itu Fuku Ramen juga disarankan untuk membuat akun social media dan membership agar hubungan dengan konsumen dapat dipererat dengan adanya media-media tersebut. Dan jika semua saran tersebut sudah dilakukan dan target penjualan tidak tercapai juga, maka Fuku Ramen disarankan untuk menurunkan target penjualannya karena mungkin alasan target penjualan Fuku Ramen yang tidak tercapai itu adalah karena target penjualan yang terlalu tinggi.